Musik, Terapi Alami untuk Kesehatan Jiwa dan Mental

  • Aug 08, 2025
  • Lion Wahyu
  • Edukasi, Sosial Masyarakat, Informasi, kesenian dan kebudayaan, TRIK CEK KESEHATAN JIWA PRIBADI

Musik, Terapi Alami untuk Kesehatan Jiwa dan Mental

Malang – Musik bukan hanya bentuk hiburan, tetapi juga terapi alami yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan mental. Berbagai penelitian di dunia medis dan psikologi mengungkapkan bahwa mendengarkan atau memainkan musik dapat membantu meredakan stres, kecemasan, hingga gejala depresi.

Di tengah tantangan hidup modern seperti tekanan pekerjaan, isolasi sosial, dan gempuran informasi digital, musik hadir sebagai pelarian yang sehat dan murah. Bahkan, kini banyak rumah sakit, klinik, dan fasilitas rehabilitasi mental yang memasukkan terapi musik dalam pendekatan penyembuhan non-farmakologis mereka.

Menurut dr. Indriani W., Sp.KJ, seorang psikiater di RSUD Malang, musik bisa memengaruhi aktivitas otak dan sistem saraf. “Ketika kita mendengarkan musik yang kita sukai, otak melepaskan hormon dopamin, yaitu hormon yang menciptakan perasaan senang dan nyaman,” ujarnya. Efek ini sangat bermanfaat bagi orang yang sedang mengalami stres berat atau gangguan suasana hati.

Musik dan Efeknya pada Emosi

Setiap jenis musik bisa memberikan efek berbeda. Musik klasik, misalnya, terbukti membantu menurunkan tekanan darah dan memperlambat detak jantung. Sementara musik bernada cepat dan ritmis seperti jazz atau pop upbeat dapat meningkatkan energi dan semangat.

Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa musik instrumental tanpa lirik lebih efektif untuk meditasi dan refleksi diri. Sementara musik dengan lirik positif dapat menjadi afirmasi mental yang memperkuat motivasi diri.

Farah (22 tahun), seorang mahasiswi yang sedang menjalani terapi pemulihan pasca-burnout akademik, mengaku terapi musik membantunya merasa lebih tenang. “Saya biasanya dengarkan musik instrumental piano sebelum tidur. Awalnya sulit, tapi lama-lama pikiran jadi lebih rileks dan tidur lebih nyenyak,” tuturnya.

Manfaat Musik Bagi Anak, Dewasa, hingga Lansia

Tak hanya untuk orang dewasa, musik juga memberikan manfaat besar untuk anak-anak dan lansia. Pada anak-anak, musik dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan sosial. Sementara bagi lansia, musik terbukti bisa merangsang memori otak dan memperlambat gejala demensia.

Di beberapa panti jompo di Jawa Timur, kegiatan “senam musik” dan karaoke bersama menjadi rutinitas yang membantu menjaga kesehatan mental para penghuni. “Mereka terlihat lebih semangat dan gembira setelah sesi musik. Bahkan yang biasanya pendiam jadi ikut bernyanyi,” kata Suster Lestari, perawat di Panti Lansia Kasih Ibu.

Musik Sebagai Terapi Pendamping

Dalam dunia terapi psikologis, musik kerap digunakan sebagai alat bantu dalam terapi relaksasi, meditasi, dan konseling. Banyak psikolog yang kini merekomendasikan pasiennya untuk membuat playlist pribadi yang berisi lagu-lagu yang menenangkan.

“Musik bisa menjadi ekspresi emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dalam beberapa kasus trauma, mendengarkan atau menciptakan musik adalah bentuk proses penyembuhan yang lembut tapi kuat,” ujar Dian Prasetya, M.Psi, seorang psikolog klinis di Malang.

Kampanye Musik untuk Kesehatan Mental

Melihat besarnya manfaat musik, sejumlah komunitas dan lembaga kini mengadakan kampanye bertema “Musik untuk Jiwa Sehat.” Komunitas Sound Mind Malang, misalnya, rutin menggelar konser kecil dan sesi meditasi musik di taman kota sebagai bentuk dukungan pada kesehatan mental remaja.

“Kami ingin masyarakat menyadari bahwa musik itu bukan hanya hiburan, tapi juga bagian dari perawatan diri,” kata Ardiansyah, koordinator komunitas. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga dan diharapkan bisa digelar rutin setiap bulan.

Penutup

Di era serba cepat ini, menjaga kesehatan mental menjadi tantangan tersendiri. Musik hadir sebagai teman sunyi yang menenangkan, menyembuhkan, dan menguatkan. Dengan mendengarkan, menyanyikan, atau bahkan memainkan musik, kita sedang memberi ruang bagi diri sendiri untuk bernapas, merasakan, dan pulih.

Karena sejatinya, setiap nada adalah bahasa jiwa yang mampu menjangkau luka terdalam — tanpa harus berkata-kata.