KKN Unmer Kelompok 21 Resmikan Greenhouse Berkelanjutan di RT 02 Desa Sitirejo

  • Aug 16, 2025
  • Rizka Wulandari
  • Edukasi, Sosial Masyarakat, KKN

KKN Unmer Kelompok 21 Resmikan Greenhouse Berkelanjutan di RT 02 dusun temu Desa Sitirejo

Malang, 8 Agustus 2025 – Suasana hangat menyelimuti RT 02 Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Merdeka Malang (Unmer) kelompok 21 meresmikan pembangunan greenhouse berkelanjutan. Program ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam pemberdayaan masyarakat desa melalui pertanian modern yang ramah lingkungan.

Awal Gagasan

Gagasan pembangunan greenhouse ini muncul sejak awal Juli 2025, ketika mahasiswa KKN Kelompok 21 mulai melakukan observasi lapangan. Mereka menemukan fakta bahwa sebagian besar warga Desa Sitirejo menggantungkan hidup dari pertanian, tetapi masih menggunakan metode tradisional yang rentan terhadap perubahan iklim. Dari situlah lahir ide membuat greenhouse berkelanjutan, yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tanaman tetapi juga mendukung prinsip ramah lingkungan.

Ketua Kelompok KKN 21, Rizal Aditya Akbar, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan hasil diskusi panjang antara mahasiswa, dosen pembimbing lapangan, serta perangkat desa. “Kami melihat banyak potensi besar di desa ini. Dengan adanya greenhouse, masyarakat bisa bercocok tanam lebih stabil, meskipun musim hujan atau kemarau. Selain itu, kami juga memperkenalkan sistem irigasi tetes yang hemat air,” ujarnya.

Dukungan Perangkat Desa

Kepala Desa Sitirejo, Buwang Suharjah , menyambut baik inisiatif mahasiswa KKN Unmer. Dalam sambutannya saat peresmian, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa. “Kami merasa bangga, karena anak-anak muda dari Unmer tidak hanya datang sekadar KKN, tetapi benar-benar memberikan solusi nyata. Greenhouse ini akan menjadi aset desa yang bermanfaat bagi generasi mendatang,” katanya.

Tak hanya itu, Buwang  juga menambahkan bahwa pihak desa siap mengalokasikan sebagian dana desa untuk mendukung perawatan greenhouse ini ke depan. Dengan begitu, proyek ini tidak berhenti setelah mahasiswa kembali ke kampus.

Teknologi Ramah Lingkungan

Greenhouse berkelanjutan yang dibangun di lahan seluas 9 meter persegi ini dilengkapi dengan berbagai teknologi sederhana namun efektif. Salah satunya adalah sistem irigasi tetes yang dapat menghemat penggunaan air hingga 40 persen dibandingkan dengan metode penyiraman tradisional. Selain itu, mahasiswa juga memperkenalkan penggunaan pupuk organik cair hasil olahan limbah rumah tangga.

Dosen pembimbing lapangan,Lutfii Hidayati Fauziah S.Psi,.M.Si, menjelaskan bahwa inovasi ini diadaptasi dari konsep pertanian berkelanjutan yang sedang berkembang. “Kita ingin melatih masyarakat agar terbiasa menggunakan teknologi pertanian sederhana yang ramah lingkungan. Dengan greenhouse, tanaman bisa lebih terlindungi dari hama dan penyakit, sementara sistem irigasi tetes membantu efisiensi air,” jelasnya.

Partisipasi Warga

Pembangunan greenhouse ini tidak lepas dari partisipasi aktif warga RT 02. Selama dua  minggu, mahasiswa mendirikan rangka bangunan, memasang atap plastik UV, hingga menyiapkan media tanam. Semangat kebersamaan itu membuat proyek ini terasa lebih bermakna.

Salah seorang warga,Ibu  Rt 02,Ibu Bawon , mengaku senang bisa ikut berkontribusi. “Biasanya kami hanya menanam sayur di lahan terbuka. Dengan greenhouse ini, kami jadi punya pengalaman baru. Saya harap hasil panennya bisa lebih baik dan bisa dijual ke pasar,” ungkapnya.

Ragam Tanaman

Untuk tahap awal, greenhouse tersebut ditanami berbagai jenis sayuran seperti selada, cabai, tomat, sawi,dan kangkung. Tanaman-tanaman ini dipilih karena memiliki nilai jual tinggi dan kebutuhan pasar yang stabil. Mahasiswa KKN juga ingin mengadakan pelatihan singkat mengenai teknik penanaman, perawatan, hingga pemasaran hasil panen.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya bisa menanam, tetapi juga memahami cara menjual produk mereka secara lebih luas, misalnya melalui media sosial atau platform digital,” kata Nur Aini.

Dampak Jangka Panjang

Program ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik greenhouse, tetapi juga melahirkan kesadaran baru akan pentingnya pertanian berkelanjutan. Jika berhasil, model serupa dapat direplikasi di RT lain di Desa Sitirejo, bahkan desa-desa tetangga.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian masih menjadi tulang punggung ekonomi di Kabupaten Malang. Namun, tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan menjadi masalah yang harus segera diatasi. Greenhouse berkelanjutan menjadi salah satu jawaban.

Harapan Mahasiswa

Bagi mahasiswa KKN Kelompok 21, pengalaman ini bukan hanya sekadar memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga pelajaran hidup yang berharga. “Kami belajar langsung dari masyarakat, belajar tentang kearifan lokal, dan bagaimana ilmu yang kami dapat di kampus bisa benar-benar bermanfaat. Semoga greenhouse ini menjadi warisan kecil kami untuk Desa Sitirejo,” tutur salah satu anggota kelompok,R Eynaldi.

Penutup

Acara peresmian ditutup dengan simbolis penanaman bibit cabai oleh perangkat desa, dosen pembimbing, serta perwakilan mahasiswa. Suasana meriah ditambah dengan tawa anak-anak desa yang berlari di sekitar greenhouse. Di balik itu semua, tersimpan harapan besar bahwa proyek kecil ini mampu membawa perubahan nyata.

Greenhouse berkelanjutan di RT 02 Desa Sitirejo kini berdiri sebagai bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat. Bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan pertanian yang lebih hijau, mandiri, dan berkelanjutan