Tanggul di Sumberwuluh Rusak Parah Diterjang Banjir, Ratusan Warga Terancam

  • Apr 09, 2025
  • SAMSUL ARIFIN

Banjir yang terjadi pada 8 April 2025 telah menyebabkan kerusakan parah pada tanggul di Kampung Renteng, Dusun Kebondeli Utara, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Tanggul sepanjang sekitar 300 meter tersebut mengalami keropos akibat terjangan air. Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa penanganan segera, dikhawatirkan tanggul akan jebol, mengancam dua Rukun Tetangga (RT) di Dusun Kebondeli Selatan yang dihuni oleh sekitar 82 Kepala Keluarga (KK) atau 246 jiwa.​

Samsul Arifin, Sekretaris Desa Sumberwuluh, menyatakan bahwa pihak desa telah mengirimkan surat kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk meminta perbaikan tanggul tersebut. Ia berharap agar permohonan ini segera ditindaklanjuti guna mencegah potensi bencana yang lebih besar.​

Sementara itu, Taufik, salah satu warga Dusun Kebondeli Selatan, mengungkapkan harapannya agar solusi sementara, seperti pengalihan arus air, dapat segera diterapkan untuk mencegah air terus menghantam tanggul yang sudah rapuh.​

Kerusakan tanggul di wilayah ini bukanlah kejadian pertama. Sebelumnya, pada April 2023, banjir lahar dingin Gunung Semeru telah merusak krip dan tanggul Sungai Regoyo di Desa Sumberwuluh. Banjir tersebut menyebabkan sebagian krip jebol dan hanyut terbawa arus lahar, mengancam pemukiman warga di Dusun Kebondeli Selatan. Samsul Arifin saat itu juga menyatakan kekhawatirannya terhadap kondisi tanggul yang mulai terkikis dan mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan demi keselamatan warga. ​

Selain itu, pada Desember 2021, erupsi Gunung Semeru mengakibatkan banjir lahar dingin yang merusak dua tanggul penangkis banjir di Dusun Kebondeli Selatan dan Utara. Banjir tersebut juga menghancurkan jembatan akses masyarakat di Dusun Kebondeli Selatan, yang kemudian direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). ​

Melihat sejarah bencana yang berulang di wilayah ini, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah preventif dan responsif dalam menghadapi potensi bencana. Perbaikan dan penguatan infrastruktur penahan banjir, seperti tanggul dan krip, harus menjadi prioritas. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana dan sistem peringatan dini perlu ditingkatkan untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana di masa mendatang.​