Safari Syawal 1446 H, ADM KKPH Probolinggo Tinjau Kalipinusan Poncosumo dan Perkuat Kemitraan

  • Apr 17, 2025
  • SAMSUL ARIFIN

Sumberwuluh, 17 April 2025 — Dalam semangat mempererat tali silaturahmi dan memperkuat kemitraan di bulan Syawal 1446 Hijriah, Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Probolinggo, Bapak Misbakhul Munir, bersama rombongan melakukan Safari Syawal ke wilayah Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (Sub KPH) Lumajang. Salah satu tujuan dalam kunjungan tersebut adalah Kalipinusan Poncosumo, yang terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 17 April 2025 ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana monitoring dan evaluasi terhadap kawasan Perhutani yang saat ini dikelola untuk kepentingan wisata alam. Dalam sambutannya, Bapak Misbakhul Munir menegaskan pentingnya menjalin hubungan baik dengan para mitra Perhutani, khususnya yang telah bekerjasama dalam pengembangan dan pengelolaan potensi kawasan hutan.

“Safari Syawal ini bukan hanya sekedar rutinitas tahunan, tapi juga momen penting untuk mempererat komunikasi, menjalin silaturahmi, sekaligus melakukan evaluasi terhadap kawasan-kawasan yang telah dijalin kerjasama pengelolaannya. Kami ingin memastikan bahwa kemitraan dengan masyarakat atau lembaga lokal berjalan sesuai dengan prinsip tata kelola hutan yang baik dan bermanfaat untuk semua pihak,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, rombongan dari KKPH Probolinggo diterima langsung oleh Sarji, Koordinator Kalipinusan Poncosumo, beserta jajaran pengelola kawasan wisata. Kalipinusan Poncosumo merupakan salah satu lokasi wisata alam yang sedang berkembang di wilayah Candipuro, dengan konsep wisata berbasis konservasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

Sarji dalam keterangannya menyampaikan bahwa kunjungan ini menjadi momen penting untuk refleksi dan evaluasi bersama terkait perjalanan kerjasama yang telah terjalin. Ia juga menyebutkan bahwa pengelolaan kawasan Kalipinusan telah memiliki legalitas berupa Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Perhutani, yang menjadi dasar hukum dalam pengelolaan kawasan wisata tersebut.

“Kegiatan ini bagi kami sangat positif. Ini bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga bentuk perhatian dan pengawasan dari pihak Perhutani terhadap mitranya. Kita juga jadikan ini sebagai evaluasi terhadap capaian-capaian kita, khususnya pasca turunnya legalitas PKS. Banyak hal yang bisa kita benahi dan tingkatkan, baik dari sisi tata kelola, pemberdayaan, hingga aspek konservasi lingkungan,” ujar Sarji.

Selain Kalipinusan Poncosumo, dalam rangkaian Safari Syawal kali ini, rombongan ADM KKPH Probolinggo juga dijadwalkan mengunjungi beberapa titik lokasi wisata binaan lainnya di wilayah Sub KPH Lumajang. Hal ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung perkembangan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan negara yang telah dialihfungsikan secara terbatas sebagai objek wisata, tanpa mengabaikan prinsip kelestarian lingkungan.

Dalam dialog yang berlangsung hangat di area Kalipinusan, beberapa perwakilan kelompok masyarakat pengelola wisata juga turut menyampaikan aspirasi dan kendala yang dihadapi di lapangan. Beberapa isu yang mengemuka di antaranya adalah perlunya pelatihan lanjutan bagi pengelola, peningkatan kapasitas SDM, serta dukungan dari berbagai pihak dalam hal promosi dan pengembangan infrastruktur penunjang wisata.

ADM Misbakhul Munir menyambut baik berbagai aspirasi tersebut dan berjanji akan menjadi bahan evaluasi internal, sekaligus masukan untuk pengambilan kebijakan yang lebih berpihak kepada penguatan kemitraan dan keberlanjutan kawasan hutan yang produktif secara ekonomi, namun tetap lestari secara ekologis.

“Kami berharap kemitraan ini bisa terus berkembang ke arah yang lebih baik. Harapan kami, kawasan wisata seperti Kalipinusan ini bisa menjadi contoh positif pengelolaan hutan yang sinergis antara Perhutani dan masyarakat. Ke depan, kita juga akan terus mendorong adanya pelibatan lebih luas dari masyarakat, termasuk generasi muda, agar turut merasa memiliki dan menjaga kawasan hutan kita bersama,” pungkasnya.

Safari Syawal ini ditutup dengan ramah tamah sederhana, penuh keakraban, serta foto bersama antara jajaran Perhutani dan para pengelola wisata. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat dalam membangun sektor kehutanan yang adaptif dan berkelanjutan di tengah tantangan zaman.