Letusan Kecil Masih Terjadi, Gunung Semeru Masih dalam Status Waspada: Warga Tetap Tenang
- Apr 17, 2025
- SAMSUL ARIFIN


Lumajang – 17 April 2025 Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih menunjukkan aktivitas vulkanik dengan sejumlah letusan kecil pada periode pengamatan tanggal 16 April 2025. Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, tercatat sebanyak 61 kali letusan dengan amplitudo antara 10 hingga 22 mm dan durasi antara 51 hingga 154 detik.
Meskipun demikian, menurut Sekretaris Desa Sumberwuluh, Cak Sul, warga setempat tidak panik menghadapi situasi ini. Ia menyatakan bahwa kondisi seperti ini sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Gunung Semeru.
“Memang benar sering terjadi letusan kecil, cuma sampai saat ini itu masih aman,” ujar Cak Sul. “Warga juga sudah menyadari kalau kondisi seperti itu sudah biasa, kecuali kalau terjadi awan panas guguran (APG) yang terus menerus, itu baru berbahaya.”
Pada hari pengamatan, kondisi cuaca di sekitar Gunung Semeru bervariasi antara cerah, berawan, hingga mendung. Angin tercatat bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, dan tenggara, dengan suhu udara berkisar antara 19 hingga 27 derajat Celsius.
Secara visual, gunung terlihat jelas hingga kabut tingkat 0-II. Asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas tipis dan ketinggian sekitar 100 meter dari puncak kawah. Sebanyak 18 kali asap letusan teramati dengan tinggi antara 400 hingga 1300 meter, berwarna putih keabu-abuan, dan condong ke arah selatan-barat daya.
Selain letusan, aktivitas kegempaan lainnya juga tercatat. Terdapat 9 kali gempa hembusan, 1 kali tremor harmonik, 3 kali gempa vulkanik dalam, dan 9 kali gempa tektonik jauh. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih cukup dinamis dan perlu terus dipantau.
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menetapkan bahwa Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada). Berdasarkan status ini, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak gunung. Di luar radius tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai karena adanya potensi perluasan awan panas dan aliran lahar yang bisa mencapai hingga 13 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 3 km dari puncak kawah Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Peringatan juga diberikan untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar yang bisa terjadi di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak gunung, terutama pada aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga dapat terjadi pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pernyataan Cak Sul mencerminkan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap potensi bencana di sekitar Gunung Semeru. Ia mengatakan bahwa pihak desa secara rutin menyampaikan informasi dari PVMBG kepada warga, baik melalui pertemuan rutin maupun media sosial lokal.
“Kami punya grup WhatsApp warga, dan di situ kami update terus info dari PVMBG. Kalau ada peringatan soal potensi APG atau lahar, kami langsung koordinasi dengan warga untuk siaga,” jelasnya.
Meskipun masyarakat tampak tenang, ahli geologi tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan. Ghufron Alwi, penyusun laporan aktivitas gunungapi dari PVMBG, mengatakan bahwa letusan-letusan kecil bisa saja menjadi tanda peningkatan aktivitas vulkanik.
“Letusan kecil adalah bagian dari aktivitas normal Gunung Semeru, namun kita tetap perlu mencermati tren kegempaan dan visualnya. Jika dalam beberapa hari ke depan frekuensi letusan atau kegempaan meningkat tajam, maka akan dilakukan evaluasi ulang terhadap status aktivitas gunung,” ujar Ghufron.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat yang berada di wilayah berisiko tinggi harus selalu siap dengan rencana evakuasi, terutama saat musim hujan karena dapat meningkatkan potensi aliran lahar dingin.
Gunung Semeru, sebagai gunung api tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl, merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Meski saat ini masih berada pada level waspada dan menunjukkan aktivitas yang tergolong ringan, pengawasan dan kesigapan tetap menjadi kunci dalam menjaga keselamatan masyarakat.
Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana, penting untuk terus mengikuti informasi resmi dari PVMBG yang tersedia melalui situs https://magma.esdm.go.id atau media sosial resmi mereka di https://linktr.ee/PVMBG.