Orientasi PMBA Menjadi Terobosan Percepatan Penurunan Stunting di Kutorenon
- Jun 05, 2024
- Kim Kutorenon
- Kesehatan


KIM Kutorenon - Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menunjukan komitmennya dalam upaya percepatan penurunan stunting, dengan mengadakan orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) pada kader posyandu di Desa Kutorenon.
Orientasi PMBA tersebut tidak hanya menjadi peninjauan ketepatan pemberian makanan bayi dan anak saja, tetapi juga sebagai upaya nyata dalam percepatan penurunan stunting terutama di desa lokus stunting.
Menurut pengelola program gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Sylvia Agustin, A.Md.Gizi, Orientasi PMBA dilaksanakan di desa lokus stunting agar semua penanganan stunting dipusatkan di lokus tersebut sebagai prioritas percepatan penurunan stunting.
“Desa lokus stunting tidak hanya dilihat dari jumlah kasus stuntingnya saja, tapi juga dilihat indikator pelyanan spesifik seperti tentang PHBS, dan pelayanan indikatore sensitive seperti sosial ekonomi, pernikahan anak, dan keikutsertaan KB,” ujar Sylvi saat menyampaikan paparan PMBA. Rabo (5/6/2024)
Sylvi juga menyampaikan, bahwa memaksimalkan PMBA pada usia 2 tahun pertama merupakan masa paling efektif bagi balita agar terhindar dari stunting, tumbuh kembang balita akan optimal, serta perkembangan otak akan maksimal.
“Berdasarkan hasil analisa, balita yang tidak maksimal PMBA nya, maka usia diatas 2 tahun tumbuh kembang balita akan lambat dan terindikasi stunting,” tambahnya.
Dengan PMBA yang baik maka balita akan terhindar dari stunting. Dengan cara memenuhi kebutuhan gizi sejak ibu hamil, pemberian ASI eksklusif bagi bayi usia 0 hingga 6 bulan, serta memberi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang mengandung protein hewani pada balita usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Sementara itu, Ketua TP PKK Desa Kutorenon Erdhavizahra Caprisinta menyampaikan, bahwa balita stunting di Desa Kutorenon mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut merupakan upaya nyata dalam mewujudkan percepatan penurunan stunting.
“Balita stunting di Kutorenon di tahun 2022 terdapat 60 anak, dan Alhamdulillah di tahun 2024 turun menjadi 6 anak,” terangnya.
Sinta berharap agar orientasi PMBA benar-benar memberi manfaat pada kader posyandu, agar bisa disebarluaskan pada masyarakat dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya PMBA agar terwujud masyarakat Desa Kutorenon yang bebas dari stunting. (KIM Kutorenon/Juna)