Merpati Kutorenon Juarai Kontes Nasional Endemik Di Sleman

  • Jul 17, 2022
  • KIM Desa Kutorenon
  • Prestasi

KUTORENON - Kontes Nasonal Merpati Hias dan Endemik yang diadakan di Sleman City Hall pada hari Minggu (17/7/2022), menjadi momen yang patut dikenang oleh Muhammad Urifun warga Desa Kutorenon Sukodono Lumajang. Pasalnya merpati miliknya baru pertama kali ikut lomba, langsung bisa juara di berbagai kelas di tingkat nasional.

Kontes nasional merpati tersebut, dilaksanakan untuk memperebutkan piala Bupati Sleman dengan tajuk "Piala Raja". Dengan "bondo nekat", Urifun ikut lomba di kelas endemik, dan bisa memperoleh juara 1, 2 dan juara 3 pada merpati jenis melati, dan mempeoleh juara 1, 2 dan juara 3 pada merpati jenis jabun. Serta juara 1 pada merpati jenis krei di kelas Best Of the Best (BOB). 

"Saya ke Sleman Bismillah bondo nekat, pertama merasa sendirian, ndak ada teman, tapi sekarang banyak wis kenalane", ujarnya.

Muhammad Urifun yang merupakan Perangkat Desa Kutorenon Kaur Tata Usaha Dan Umum, memang sedari kecil senang memelihara merpati. "Saya mulai kecil senang merpati "geta'an" coklat sama merpati pos Paul, kalo pagi mau berangkat sekolah, di getak wis, sampai pernah waktu STM ke sekolah rambut saya ada kotorane merpati," ujarnya sambil tertawa.

Namun sekarang Urifun lebih memilih budi daya merpati jenis melati, Jabon dan krei, karena pernah dinasehati oleh abahnya supaya memelihara merpati lagi.

"Saya pernah berhenti merpati, terus memelihara burung berkicau mulai tahun 2011 sampai 2019, terus sama Abah diingatkan wis memelihara merpati ae, ndak  makan waktu dan ndak makan tenaga," timpalnya sambil mengenang masa lalu.

Berawal membeli indukan merpati master untuk dibudibudayakan sendiri, dari keturunanya bisa dipilih yang terbaik, hingga menghasilkan kwalitas merpati kontes yang bagus.

"Dulu diawali dengan membeli merpati magelen /merah setelah dikawinkan karena hasilnya kurang bagus maka beli merpati master di Probolinggo 2 pasang seharga 4 juta, makin lama makin banyak, terus dipilih keturunan yang terbaik, terus dijadikan dasar, ternyata anaknya ada yang lebih baik lagi," ujarnya lagi.

Dari budidaya sendiri tersebut, Urifun bisa lebih memahami perbedaan merpati jenis melati dengan jenis jabun yang memang sangat mirip, dan bisa memilih kwalitas merpati yang lebih baik dari indukanya, sehingga mempunyai nilai jual tinggi.

" Merpati Jabun itu aslinya dari Jember, terus ada orang Jember mau beli ke saya, lho Ndak kliru ta mas, Ndak saya beli ke sampeyan saja, karena jabunya lebih bagus," pungkas Urifun. (JUNA)