Inovasi SIGAS Wujud Penurunan Angka Stunting Kecamatan Sukodono Lumajang Dari 6 Lokus Jadi 1 Lokus
- Jun 23, 2025
- Kim Kutorenon

Kutorenon KIM – Angka stunting di Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang mengalami penurunan drastis dari 6 lokus menjadi 1 lokus di tahun 2025. Penurunan stunting tersebut menunjukan adanya kerja sama dan kordinasi yang baik antar berbagai sektor mulai dari pemerintah pusat dan daerah, tenaga kesehatan, keluarga serta masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Puskesmas Sukodono saat Lokakarya Mini Lintas Sektor yang diadakan di ruang pertemuan lantai II Puskesmas Sukodono Lumajang dengan dihadiri oleh Danramil, Kapolsek, kordinator KPP, Kepala PPAI, Kepala KUA, Kordinator Penyuluh KB Kecamatan Sukodono, Kepala Desa se-Kecamatan Sukodono, ketua TP PKK Kecamatan Sukodono, ketua TP PKK desa se-Kecamatan Sukonono, ketua KMPK dan Ketua Pokjanal Gerbangmas Desa se-Kecamatan Sukodono. Senin (23/6/2025)
“Terima kasih pada bapak ibu sekalian untuk stunting kita turun drastis dari yang dulu enam lokus tapi sekarang hanya satu,“ ujar ujar Kepala Puskemas Sukodono, Drg. Tutut Prihantini saat presentasi tentang evaluasi hasil kegiatan Puskesmas Sukodono tiap 3 bulan kepada lintas sektor terkait.
Berdasarkan data, angka stunting Kecamatan Sukodono tahun 2024 terdapat 6 lokus, antara lain Desa Kutorenon, Desa Sumberejo, Desa Uranggantung, Desa Dawuhan Lor, Desa Karangsari, dan Desa Bondoyudo. Dan kini turun menjadi satu lokus yaitu Desa Sumberejo.
Faktor penyebab terjadinya stunting pada balita antara lain kurangnya asupan gizi, ketersediaan air bersih, dan pola asupan makan yang tidak tepat.
Tutut menambahkan, bahwa pencapaian penurunan angka stunting dipengaruhi oleh pemanfaatan dana stunting yang ada di masing-masing desa di Kecamatan Sukodono. Antara lain Desa Kebonagung, Selokbesuki, Klanting, dan Sumberejo pemanfaatan dana stunting berupa pemberian PMT lokal. kemudian Desa Selokgondang, Karangsari, dan Bondoyudo berupa pemberian susu. Sedangkan Desa Dawuhan Lor pemanfaatan dana stunting berupa pemberian vitamin dan susu. Desa Uranggantung berupa bantuan telur, dan Desa Kutorenon berupa pemberian susu dan protein hewani.
“Penurunan angka stunting juga bisa dipengaruhi oleh pemanfaatan dana stunting yang ada di masing-masing desa, Alhamdulillah semua desa sudah memanfaatkan dana stunting, baik berupa PMT lokal, pemberian bantuan telur, susu, protein maupun vitamin,“ tambahnya.
Tutut juga berharap, agar terbentuk Satuan Tim Informasi Gerakan Anti Stunting (SIGAS) sebagai tim kordinasi antar puskesmas, kecamatan, dan desa sebagai inovasi Puskesmas Sukodono terkait berhasilnya penanganan stunting di Kecamatan Sukodono.
“Kita membentuk inovasi yang bernama SIGAS singkatan dari Satuan Tim Informasi Gerakan Anti Stunting dengan latar belakang di tahun 2024 Kecamatan Sukodono terdapat 6 lokus stunting yang merupakan kecamatan paling banyak di Kabupaten Lumajang, namun kini tinggal 1 lokus saja,“ pungkasnya. (KIM Kuotrenon/Juna)