Akper Lumajang Adakan Therapy Pijat Refleksi Kaki sebagai Pengabdian Masyarakat di Desa Kutorenon

  • Oct 17, 2024
  • Kim Kutorenon
  • Layanan Kesehatan

Kutorenon KIM – Mahasiswa D3 Akademi Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang mengadakan therapy pijat refleksi kaki (Ter-Apik) sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Balai Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono Lumajang. Kamis (17/10/2024)

”Mahasiswa Akper Universistas Jember tidak hanya belajar di kelas, akan tetapi juga melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melakukan penelitian salah satunya melakukan pengabdian pada masyarakat, sehingga ilmunya bisa langsung di tranfer pada masyarakat,” ujar Dosen Pendamping pengabdian masyarakat, Anggia Astuti, S.Kep., M.Kep.

Anggia juga menjelaskan, bentuk pengabdian pada masyarakat di Desa Kutorenon berupa therapy pijat refleksi kaki (Ter-apik) yang bertujuan untuk membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

“Kali ini peningkatan pengetahuan yang diberikan pada masyarakat terkait refleksi pijat kaki untuk mengurangi hipertensi atau darah tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, narasumber therapy pijat refleksi kaki, Saidah Nafisah, F.Kep. menyampaikan, bahwa pijat refleksi kaki merupakan tehnik pemijatan pada kedua telapak kaki pada beberapa titik refleksi saja.

“Refleksi pijat kaki ini merupakan pijatan pada telapak kaki yang berguana untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi rasa sakit akibat tekanan darah tinggi, dan bisa merasakan sensasi rilek yang bisa meningkatkan mut atau konsentrasi sehingga bisa mengurangi stres,” ujarnya.

Saidah juga menjelaskan, untuk mengurangi tekanan darah tinggi perlu adanya refleksi pijat pada 4 titik di telapak kaki, titik pertama yaitu titik leher atau titik tujuh dengan pemijatan pada pangkal ibu jari kaki yang berfungsi mengurangi rasa sakit di leher akibat hipertensi, titik kedua yaitu titik bahu atau titik sepuluh dengan memijat pada telapak kaki pangkal jari kelingking telunjuk yang berguna mengurangi rasa nyeri di bahu akibat hipertensi, kemudian titik ketiga yaitu titik otot trapezium atau titik sebelas melalui pemijatan di area telapak kaki di pangkal jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis, dan titik pijat yang keempat yaitu titik jantung atau titik tiga puluh tiga dengan memijat bagian telapak kaki longitudinal.

Saidah juga menjelaskan, saat melakukan refleksi pijat hendaknya memperhatikan kekuatan tekanan pijatan agar tidak terjadi nyeri pada telapak kaki pasien, serta memperhatikan tingkat sensitifitas kulit pasien agar tidak terjadi memar.

Dirinya berharap, semoga therapy refleksi pijat kaki (Ter-apik) sebagai bentuk pengabdian masyarakat dari mahasiswa D3 Akper Lumajang bisa memberi manfaat pada para kader posyandu secara mandiri untuk mengurangi rasa sakit akibat hipertensi, serta semoga kader posyandu bisa menjadi pelopor dalam menyebarluaskan refleksi pijat kaki kepada masyarakat agar masyarakat Desa Kutorenon bisa sembuh dari hepertensi. (KIM Kutorenon/Juna)