Warga Desa Tunjungrejo Gelar Selamatan 7 Bulanan Kandungan

  • Aug 03, 2025
  • KRISNA DWI O
  • KEBUDAYAAN

Tunjungrejo – Warga Desa Tunjungrejo kembali menggelar tradisi selamatan 7 bulanan kandungan atau Mitoni dengan meriah, Acara yang digelar di rumah pasangan Roby dan jefta ini dihadiri puluhan warga, keluarga, serta sesepuh desa, sebagai bentuk syukur dan doa untuk calon bayi yang akan segera lahir.  

‎Prosesi Adat yang Penuh Makna  

‎Tradisi Mitoni di Desa Tunjungrejo dilaksanakan dengan rangkaian ritual khas Jawa, dimulai dengan siraman (ritual pemandian calon ibu dengan air bunga), dilanjutkan brojolan (melempar kelapa muda dan telur sebagai simbol kelancaran persalinan). Calon ibu juga mengenakan tujuh lapis kain jarit (kain tradisional) yang melambangkan kesiapan memasuki fase baru sebagai orang tua.  

‎"Ini warisan leluhur yang harus kita jaga. Selain sebagai ungkapan syukur, juga untuk memohon keselamatan ibu dan bayi," ujar Mbah BARKAH (70), sesepuh desa yang memimpin acara.  

‎‎Kebersamaan Warga Menjadi Daya Tarik  

‎Selain prosesi adat, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi warga. Hidangan khas seperti nasi tumpeng, jajan pasar, dan kolak pisang disajikan untuk tamu undangan. Tak ketinggalan, doa bersama dipimpin oleh modin (juru doa) desa untuk keselamatan keluarga.  

‎"Kami senang masih banyak warga yang antusias melestarikan tradisi ini. Ini bukti bahwa Desa Tunjungrejo masih kuat memegang adat Jawa," kata Kepala Desa Tunjungrejo, Sudarto.  

‎Generasi Muda Turut Terlibat  

‎Menariknya, acara ini juga dihadiri oleh pemuda-pemudi desa yang membantu persiapan. Beberapa bahkan mendokumentasikan prosesi adat untuk diunggah di media sosial sebagai upaya pelestarian budaya.  

‎‎"Kami ingin tradisi ini tidak punah. Dengan membagikannya di internet, anak muda bisa belajar dan ikut melestarikan," kata Mas brian (22), salah satu pemuda desa.  

‎Tetap Lestari di Era Modern 

‎Meski zaman telah berubah, warga Tunjungrejo tetap memegang teguh nilai-nilai tradisi. Beberapa keluarga bahkan menggabungkan unsur modern seperti dekorasi sederhana dan dokumentasi profesional tanpa menghilangkan esensi adat.  

‎Acara ditutup dengan pembagian berkat (bungkisan makanan) kepada warga sebagai tanda terima kasih.