Keripik Gadung Tunjungrejo

  • Jul 10, 2025
  • GATRA DWI PATMA
  • EKONOMI DAN SOSIAL

‎Tunjungrejo, 10 Juli 2025– Di tengah gempuran produk makanan modern, Ibu Mi, seorang pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Desa Tunjungrejo, berhasil menarik perhatian dengan inovasi olahan lokalnya: Keripik Gadung. Dengan kegigihan dan sentuhan kreativitasnya, usaha rumahan ini tidak hanya menjadi penopang ekonomi keluarga, tetapi juga ikon kuliner desa yang mulai menembus pasar yang lebih luas.

‎Gadung yang Dulu Dipandang Sebelah Mata, Kini Jadi Primadona

‎Selama ini, umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst.) dikenal memiliki kandungan racun sianida yang cukup tinggi jika tidak diolah dengan benar. Hal ini seringkali membuat gadung kurang diminati sebagai bahan pangan. Namun, di tangan terampil Ibu Mi, umbi yang dulu dipandang sebelah mata ini disulap menjadi camilan renyah dan gurih yang aman dikonsumsi, bahkan digemari banyak orang.

‎Proses pengolahan keripik gadung Ibu Mi cukup panjang dan membutuhkan ketelitian. Dimulai dari pengupasan, perendaman dalam air mengalir selama beberapa hari untuk menghilangkan getah dan racunnya, hingga irisan tipis yang kemudian digoreng hingga kering. Rahasia kenikmatan keripik gadung Ibu Mi terletak pada bumbu rempah racikan sendiri yang memberikan cita rasa khas dan membuat ketagihan.

‎Berawal dari Dapur Sederhana, Kini Melayani Pesanan Luar Kota

‎Usaha keripik gadung Ibu Mi dimulai dari dapur rumahnya yang sederhana beberapa tahun lalu. Berawal dari coba-coba untuk memanfaatkan hasil panen gadung di sekitar desanya, kini keripik buatannya telah menjadi salah satu produk unggulan UMKM di Tunjungrejo. Dengan bantuan anggota keluarga, produksi keripik gadung Ibu Mi mampu mencapai puluhan kilogram per hari, bergantung pada ketersediaan bahan baku.

‎Pemasaran keripik gadung Ibu Mi pun tak lagi terbatas di lingkungan desa. Melalui promosi dari mulut ke mulut, media sosial sederhana, serta partisipasi dalam pameran UMKM lokal, keripik gadung Ibu Mi kini telah melayani pesanan dari berbagai kota di sekitarnya. Respon positif dari para pelanggan menjadi semangat tersendiri bagi Ibu Mi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya.

‎Tantangan dan Harapan ke Depan

‎Meski telah menunjukkan perkembangan yang pesat, Ibu Mi menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah fluktuasi harga bahan baku dan persaingan di pasar camilan. "Kami berharap ada dukungan lebih dari pemerintah atau pihak terkait, terutama dalam hal pelatihan manajemen usaha dan akses ke pasar yang lebih luas, agar usaha kami bisa terus berkembang," ujar Ibu Mi dengan senyum penuh harap.

‎Kisah Ibu Mi dan keripik gadungnya adalah bukti nyata bahwa dengan kegigihan, kreativitas, dan pemanfaatan potensi lokal, UMKM memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda perekonomian di tingkat desa. Keripik gadung Ibu Mi bukan hanya sekadar camilan, melainkan juga cerminan semangat kewirausahaan yang inspiratif dari Desa Tunjungrejo.