Durasi Hari Terpendek di Tahun 2025: Fenomena Langka pada 5 Agustus
- Aug 03, 2025
- GATRA DWI PATMA
- LINGKUNGAN HIDUP

Pada tanggal 5 Agustus 2025, kita akan mengalami fenomena yang cukup langka: durasi siang hari akan mencapai titik terendah untuk beberapa wilayah, menjadikan hari tersebut menjadi hari terpendek dalam setahun. Fenomena ini bukanlah solstis musim dingin yang biasa kita kenal, melainkan disebabkan oleh variasi unik dalam rotasi Bumi.
Mengapa Hari Menjadi Lebih Pendek?
Fenomena ini adalah hasil dari posisi Bumi dalam orbitnya mengelilingi Matahari yang dipadukan dengan kemiringan sumbu rotasi Bumi. Namun, penyebab utamanya adalah percepatan dan perlambatan rotasi Bumi yang terjadi sepanjang tahun.
Beberapa faktor, seperti distribusi massa di Bumi—misalnya, pergerakan lempeng tektonik, pencairan gletser, serta pergerakan atmosfer dan laut—dapat memengaruhi kecepatan rotasi Bumi dalam skala milidetik. Pada 5 Agustus 2025, diperkirakan variasi ini akan menyebabkan satu hari sedikit lebih pendek dari rata-rata 24 jam.
Dampak dan Pengamatan
Meskipun perbedaan durasi hari ini hanya dalam hitungan milidetik, fenomena ini sangat menarik perhatian para ilmuwan dan astronom. Bagi masyarakat umum, perbedaan ini mungkin tidak akan terasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagi sistem navigasi presisi tinggi, satelit, dan penelitian ilmiah yang membutuhkan ketepatan waktu absolut, perubahan kecil ini menjadi sangat relevan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta lembaga-lembaga astronomi akan terus memantau dan memberikan informasi terkait fenomena ini.
Fakta Menarik: Rotasi Bumi Tidak Sepenuhnya Konstan
Perlu diketahui bahwa rotasi Bumi tidak sepenuhnya konstan. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya sedikit bervariasi:
* Pengaruh Gravitasi Bulan: Tarikan gravitasi Bulan menyebabkan pasang surut air laut, yang menciptakan gesekan dan sedikit memperlambat rotasi Bumi dalam jangka panjang.
* Pergerakan Inti Bumi: Pergerakan material cair di inti Bumi juga dapat memengaruhi distribusi massa dan kecepatan rotasi.
* Perubahan Iklim: Pencairan lapisan es kutub dapat mengubah distribusi massa Bumi, yang memiliki efek kecil pada rotasi.
Menurut fisikawan dari National Institute of Standards and Technology, Judah Levine, jika percepatan waktu terus berlanjut, para ilmuwan memprediksi kemungkinan munculnya detik kabisat negatif. Detik kabisat negatif adalah pengurangan satu detik dari waktu resmi. Menurut Duncan Agnew, pakar geofisika dari University of California, San Diego, fluktuasi rotasi Bumi juga dipengaruhi oleh posisi bulan dan pasang surut.
Menariknya, pada musim panas, rotasi Bumi cenderung lebih cepat karena perlambatan atmosfer yang berimbas pada peningkatan momentum rotasi planet.