Tortikolis pada Bayi: Apakah Harus Dioperasi?

  • Jul 11, 2025
  • Anwar
  • Kesehatan

 

Kepala Bayi Miring Terus? Waspadai Tortikolis Kongenital

Malang 11 juli 2025 – Pernahkah Anda melihat bayi yang terus-menerus memiringkan kepalanya ke satu sisi? Kondisi ini bisa jadi merupakan tanda tortikolis kongenital, gangguan otot leher yang cukup umum pada bayi baru lahir. Meski terlihat ringan, tortikolis perlu penanganan serius agar tidak berdampak jangka panjang pada pertumbuhan postur dan fungsi motorik bayi.

Tortikolis terjadi akibat pemendekan atau kekakuan pada otot sternocleidomastoid (SCM) di leher. Akibatnya, kepala bayi condong ke satu sisi dan wajah menghadap ke sisi berlawanan.

“Sekitar 1 dari 250 bayi mengalami tortikolis. Sebagian besar bersifat ringan, namun jika tidak ditangani bisa menyebabkan kelainan bentuk wajah, skoliosis, hingga gangguan koordinasi motorik,” ujar dr. Citra Melani, Sp.A, dokter spesialis anak di RS Hermina Depok.

Penyebab dan Gejala Umum

Tortikolis bisa disebabkan oleh posisi janin yang tidak ideal selama kehamilan, trauma saat persalinan, atau adanya benjolan kecil di otot leher yang disebut fibrotic mass.

Gejala utama yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Kepala bayi selalu miring ke satu arah

  • Kesulitan menyusu di satu sisi payudara

  • Keterlambatan kontrol kepala

  • Asimetri wajah (satu sisi wajah tampak lebih datar)

“Orang tua sebaiknya tidak menganggap remeh jika kepala bayi selalu miring, apalagi jika bayi kesulitan menoleh ke sisi tertentu,” tambah dr. Citra.

Apakah Harus Dioperasi? Ini Penjelasan Ahli

Pertanyaan yang sering muncul adalah: “Apakah bayi dengan tortikolis harus dioperasi?” Jawabannya: tidak selalu. Menurut para ahli, lebih dari 90% kasus tortikolis dapat ditangani tanpa operasi, terutama jika terdeteksi dan ditangani sebelum usia 6 bulan.

“Penanganan utama adalah fisioterapi. Latihan peregangan dan stimulasi posisi bisa sangat efektif. Operasi hanya diperlukan jika setelah usia 1 tahun otot masih sangat kaku dan kepala tetap miring,” jelas Fisioterapis pediatri, Diah Ayuningtyas, S.Ft, dari Klinik Tumbuh Kembang Anak.

Terapi biasanya meliputi:

  • Latihan peregangan pasif otot leher

  • Stimulasi aktif dengan mainan di sisi yang sulit dijangkau

  • Latihan tengkurap (tummy time)

  • Modifikasi posisi tidur

Peran Orang Tua Sangat Krusial

Kunci keberhasilan terapi tortikolis ada pada keterlibatan orang tua. Latihan sederhana bisa dilakukan di rumah dengan panduan fisioterapis. Kepatuhan dalam melakukan latihan setiap hari sangat menentukan hasil akhir.

“Jangan tunggu usia anak lebih besar. Semakin cepat diterapi, semakin besar peluang bayi untuk tumbuh normal tanpa komplikasi postural,” tegas Diah.

Kesimpulan: Operasi Bukan Jalan Utama

Tortikolis pada bayi bukan kondisi darurat yang harus dioperasi. Penanganan konservatif seperti fisioterapi dini dan intervensi postural sudah terbukti sangat efektif. Yang terpenting, orang tua harus waspada dan tidak menunda konsultasi jika melihat tanda-tanda awal.

“Ingat, deteksi dini dan terapi aktif adalah kunci. Jangan panik, tapi juga jangan menunda,” tutup dr. Citra.