AI Penerjemah Dialek Lokal, Menjembatani Bahasa Nusantara
- Aug 15, 2025
- Firdaus
- Informasi

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini tidak hanya mampu menerjemahkan bahasa asing, tetapi juga mulai merambah penerjemahan dialek lokal yang kaya dan beragam di Indonesia. Di Malang, Jawa Timur, teknologi ini mulai digunakan untuk memahami dan menerjemahkan dialek khas daerah seperti Bahasa Jawa halus (krama inggil), Madura, hingga Osing dari Banyuwangi.
Dengan lebih dari 700 bahasa daerah di Indonesia, inovasi ini dianggap sebagai terobosan penting dalam menjaga keberagaman budaya sekaligus memperlancar komunikasi antarwilayah yang sebelumnya kerap terhambat karena perbedaan bahasa atau logat.
Teknologi AI dan Bahasa Daerah
Proyek pengembangan AI penerjemah dialek lokal ini melibatkan kolaborasi antara lembaga riset teknologi, universitas, serta komunitas budaya lokal. Sistem AI dilatih menggunakan ribuan rekaman suara, teks, serta dialog asli dari berbagai daerah. Teknologi ini memanfaatkan model pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) dan pengenalan suara (speech recognition) yang telah dikembangkan secara adaptif.
Salah satu hasil nyata adalah aplikasi BahasoAI, yang kini tengah diuji coba di beberapa sekolah dan balai bahasa di wilayah Malang Raya. Aplikasi ini mampu menerjemahkan percakapan dalam bahasa Jawa krama ke bahasa Indonesia dengan cukup akurat, bahkan dengan intonasi khas yang terjaga.
“Dengan bantuan AI, siswa yang tidak fasih berbahasa Jawa bisa tetap memahami materi pelajaran berbasis lokal. Ini sangat membantu dalam pelestarian budaya tanpa mengorbankan pemahaman,” ujar Dwi Rahmawati, guru Bahasa Daerah di salah satu SMP di Malang.
Dampak Sosial dan Budaya
Teknologi AI ini tidak hanya menjadi alat bantu pendidikan, tetapi juga berperan dalam pelestarian bahasa lokal yang kini semakin tergerus oleh dominasi bahasa nasional dan global. Banyak generasi muda yang sudah tidak fasih berbahasa daerah karena kurangnya penggunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui penerjemah AI, masyarakat kini bisa lebih mudah mengakses teks kuno, naskah tradisional, hingga lagu daerah dalam bentuk terjemahan digital yang ramah pengguna. Selain itu, pelaku pariwisata juga mendapat manfaat, karena dapat menyajikan informasi dalam dialek lokal kepada wisatawan domestik dan mancanegara.
Tantangan Teknologi
Meski prospeknya menjanjikan, AI penerjemah dialek lokal masih menghadapi sejumlah tantangan. Variasi pengucapan, kosakata yang tidak baku, hingga makna kontekstual yang berbeda antar daerah membuat pelatihan AI lebih kompleks dibandingkan penerjemah bahasa global.
“Dialek lokal punya struktur kalimat dan logat yang unik. AI harus belajar bukan hanya kata per kata, tetapi juga konteks budaya,” jelas Prof. Bambang Santoso, ahli linguistik dari Universitas Brawijaya.
Namun demikian, perkembangan teknologi yang pesat dan dukungan komunitas lokal terus mempercepat penyempurnaan sistem ini. Beberapa daerah bahkan sudah mulai mendigitalisasi kamus dan folklore sebagai bahan pembelajaran bagi AI.
Masa Depan AI Bahasa Daerah
Penerjemah AI berbasis dialek lokal diprediksi akan menjadi bagian penting dari ekosistem digital Indonesia ke depan. Dari pendidikan, pariwisata, hingga layanan publik, teknologi ini akan membantu memperkuat identitas budaya sekaligus memudahkan komunikasi lintas wilayah.
Malang menjadi salah satu kota pionir dalam penerapan teknologi ini, dengan semangat menjaga warisan lokal sambil beradaptasi dengan masa depan digital. Dengan demikian, AI tidak hanya menjadi alat teknologi, tetapi juga penjaga bahasa ibu di tanah air.