Terapi Lutut Pasca Cedera Olahraga Anak
- Jul 12, 2025
- Anwar
- Kesehatan

Jangan Anggap Remeh Cedera Lutut pada Atlet Muda
Malang 12 juli 2025 – Anak-anak yang aktif berolahraga, terutama di cabang seperti sepak bola, basket, atau atletik, rentan mengalami cedera lutut. Sayangnya, banyak cedera ini yang tidak ditangani dengan benar sejak awal, sehingga menghambat pertumbuhan fisik dan prestasi anak ke depannya.
“Cedera lutut pada anak sering kali tidak disadari karena gejalanya ringan. Tapi jika dibiarkan tanpa terapi yang tepat, bisa berujung pada gangguan fungsional permanen,” ungkap dr. Wahyu Darmawan, Sp.KFR, dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Jenis Cedera Lutut yang Umum pada Anak
Cedera lutut yang umum terjadi pada anak usia sekolah hingga remaja aktif antara lain:
-
Osgood-Schlatter Disease:
Peradangan pada tulang di bawah tempurung lutut akibat tarikan berulang dari otot paha. Umumnya terjadi pada anak yang sedang dalam masa percepatan pertumbuhan. -
Ligament Sprain:
Terkilirnya ligamen lutut akibat rotasi berlebihan atau hentakan keras saat berlari, melompat, atau mendarat. -
Meniscus Injury:
Cedera bantalan sendi di lutut, meskipun lebih jarang pada anak, dapat terjadi saat gerakan rotasi mendadak. -
Patellofemoral Pain Syndrome:
Nyeri di sekitar tempurung lutut akibat penggunaan berlebihan tanpa kontrol otot yang baik.
“Jenis cedera yang tampak ringan seperti nyeri lutut pasca olahraga juga harus dievaluasi, apalagi jika nyeri berlangsung lebih dari 48 jam,” tegas dr. Wahyu.
Tahapan Terapi Lutut yang Efektif
Terapi lutut pasca cedera pada anak dilakukan bertahap untuk memulihkan kekuatan dan fungsi gerak. Menurut Dita Andriani, S.Ft, fisioterapis pediatri, berikut fase-fase yang umum diterapkan:
-
Fase Akut (0–72 jam):
Fokus pada pengurangan nyeri dan pembengkakan dengan prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation). Anak harus dihentikan dari aktivitas olahraga terlebih dahulu. -
Fase Pemulihan Dini:
Latihan gerak ringan tanpa beban untuk mencegah kekakuan. Terapi manual bisa diberikan untuk memperbaiki mobilitas sendi. -
Fase Penguatan:
Latihan memperkuat otot paha depan (quadriceps) dan belakang (hamstring) sangat penting untuk mendukung sendi lutut. -
Fase Kembali ke Aktivitas (Return to Play):
Anak menjalani latihan keseimbangan, koordinasi, dan agility sebelum kembali ke lapangan olahraga.
“Evaluasi berkala sangat penting agar anak tidak kembali berolahraga terlalu cepat yang bisa memicu cedera ulang,” ujar Dita.
Pentingnya Edukasi dan Pengawasan Orang Tua
Orang tua memiliki peran sentral dalam proses pemulihan. Mereka harus memastikan anak menjalankan terapi sesuai jadwal dan tidak terburu-buru kembali ke aktivitas penuh.
“Banyak kasus cedera kambuh karena anak merasa sudah sembuh padahal ototnya belum kuat menopang gerakan eksplosif,” tambah Dita.
Selain itu, edukasi tentang pentingnya pemanasan, peregangan, dan penggunaan alas kaki yang tepat juga harus ditekankan sejak dini.
Kesimpulan: Terapi Adalah Investasi Masa Depan Atlet Muda
Cedera lutut pada anak bukan akhir dari aktivitas olahraga. Dengan terapi yang tepat, anak bisa pulih total dan kembali berprestasi. Namun, dibutuhkan kolaborasi antara fisioterapis, dokter, pelatih, dan orang tua.
“Cedera adalah hal biasa dalam dunia olahraga, tapi cara kita menangani dan memulihkannya akan menentukan masa depan anak,” tutup dr. Wahyu.