Stop Gadget 1 Jam Sebelum Tidur
- Jul 06, 2025
- Firdaus
- Edukasi

Malang, 09 Juli 2025 — Di era digital saat ini, penggunaan gadget seperti ponsel, tablet, dan laptop sudah menjadi bagian dari aktivitas harian masyarakat. Namun, para ahli kesehatan kembali menegaskan pentingnya membatasi penggunaan perangkat elektronik menjelang waktu tidur, terutama untuk menjaga kualitas istirahat dan kesehatan mental.
Paparan cahaya biru (blue light) dari layar gadget terbukti dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yaitu hormon alami yang membantu tubuh merasa mengantuk dan tidur nyenyak. Oleh karena itu, menghentikan penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur dinilai sebagai langkah sederhana namun sangat efektif dalam memperbaiki kualitas tidur.
Menurut dr. Devina Kartika, dokter spesialis kesehatan tidur dari RS Lavalette Malang, kebiasaan menatap layar sebelum tidur dapat membuat otak tetap aktif dan sulit memasuki fase tidur dalam. “Paparan cahaya dari layar gadget mengirim sinyal ke otak bahwa hari masih terang, sehingga tubuh menunda proses tidur. Ini menyebabkan tidur jadi lebih larut, dangkal, dan tidak menyegarkan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kebiasaan begadang akibat scroll media sosial atau menonton video di malam hari bisa memicu stres, kecemasan, bahkan gangguan tidur kronis seperti insomnia.
Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat disarankan membuat rutinitas tidur yang sehat, salah satunya dengan screen off time atau waktu tanpa layar setidaknya 60 menit sebelum tidur. Aktivitas seperti membaca buku, menulis jurnal, atau melakukan meditasi ringan bisa menjadi alternatif positif untuk menenangkan pikiran.
Dinas Kesehatan Kota Malang kini juga mulai menggalakkan kampanye “Satu Jam Tanpa Gadget Sebelum Tidur” di berbagai sekolah dan komunitas remaja. Tujuannya adalah membangun kesadaran akan pentingnya tidur berkualitas bagi pertumbuhan, konsentrasi, dan kestabilan emosi, khususnya di kalangan anak muda.
Yulia (16), siswi SMA di kawasan Lowokwaru, mengaku awalnya sulit melepaskan diri dari gawainya saat malam. Namun setelah mengikuti edukasi dari sekolah, ia mulai mengurangi durasi menatap layar sebelum tidur. “Sekarang saya biasakan simpan HP satu jam sebelum tidur. Awalnya bosan, tapi lama-lama jadi terbiasa. Tidurnya juga lebih nyenyak,” katanya.
Selain berdampak pada kualitas tidur, penggunaan gadget berlebih di malam hari juga mempengaruhi kesehatan mata dan postur tubuh. Mata mudah lelah, kering, dan kepala menjadi pusing akibat cahaya yang terus menerus ditatap dalam kondisi minim pencahayaan ruangan.
Ahli psikologi dari Universitas Negeri Malang, Dr. Aditya Nugroho, menekankan bahwa istirahat dari teknologi bukan berarti ketinggalan informasi, melainkan bagian dari perawatan diri. “Kita perlu waktu untuk detoks digital. Menutup layar sebelum tidur adalah bentuk perhatian terhadap keseimbangan hidup kita sendiri,” ujarnya.
Dengan membiasakan diri berhenti menggunakan gadget satu jam sebelum tidur, masyarakat tidak hanya mendapatkan tidur yang lebih berkualitas, tetapi juga membantu menjaga kesehatan mental, emosi, dan produktivitas sehari-hari.
“Tubuh kita butuh istirahat, dan tidur adalah pondasi dari kesehatan. Mari mulai malam ini, letakkan gadget lebih awal, dan beri waktu tubuh serta pikiran untuk benar-benar beristirahat,” tutup dr. Devina.