Perkembangan Mobil Listrik di Asia Semakin Pesat, Dorong Transisi Energi Bersih

  • Jul 22, 2025
  • Firdaus
  • Informasi

 


 

Malang, 22 Juli 2025 — Perkembangan mobil listrik di kawasan Asia menunjukkan tren yang sangat positif dalam beberapa tahun terakhir. Didukung oleh kebijakan pemerintah, inovasi teknologi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, mobil listrik kini mulai menjadi pilihan utama transportasi ramah lingkungan di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia.

Negara-negara seperti Cina, Korea Selatan, Jepang, India, dan Indonesia menjadi motor utama pertumbuhan pasar kendaraan listrik di kawasan ini. Cina, sebagai pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, mencatat lebih dari 10 juta unit mobil listrik beroperasi pada tahun 2025. Pemerintah setempat memberikan berbagai insentif seperti subsidi pembelian, pembebasan pajak, serta pembangunan infrastruktur pengisian daya yang masif.

Korea Selatan dan Jepang pun tidak ketinggalan. Kedua negara ini dikenal sebagai produsen utama baterai dan komponen kendaraan listrik. Perusahaan-perusahaan seperti Hyundai, Kia, Toyota, dan Nissan berlomba meluncurkan model-model EV (electric vehicle) baru dengan harga kompetitif dan daya tempuh yang semakin jauh. Bahkan, teknologi baterai solid-state yang dikembangkan Jepang kini mulai diuji di pasar.

India, dengan potensi pasar yang sangat besar, juga mulai menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan mobil listrik. Pemerintah India menargetkan 30% kendaraan di jalan raya adalah kendaraan listrik pada tahun 2030. Untuk mendukung target ini, pemerintah India meluncurkan skema FAME (Faster Adoption and Manufacturing of Hybrid and Electric Vehicles), yang memberi insentif besar kepada produsen dan konsumen.

Sementara itu, di Indonesia, tren mobil listrik mulai merambah masyarakat luas. Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 terus mendorong industri otomotif untuk beralih ke kendaraan listrik. Beberapa perusahaan otomotif global bahkan mulai membangun pabrik produksi baterai dan mobil listrik di tanah air. Hal ini membuka lapangan kerja sekaligus memperkuat ekosistem EV nasional.

Menurut Dr. Arief Nugroho, pengamat energi dari Universitas Brawijaya, perkembangan mobil listrik di Asia menjadi tonggak penting menuju transisi energi bersih. “Asia memiliki populasi terbesar di dunia, dan penggunaan kendaraan berbasis listrik bisa mengurangi emisi karbon secara signifikan. Ini bukan hanya soal tren teknologi, tapi juga langkah strategis menjaga keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.

Kendala utama yang masih dihadapi sebagian negara adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya (charging station) yang belum merata, serta harga kendaraan listrik yang masih relatif tinggi dibanding kendaraan berbahan bakar konvensional. Namun, seiring waktu dan berkembangnya teknologi, harga baterai kian menurun dan ketersediaan stasiun pengisian meningkat.

Masyarakat di Asia pun mulai menerima kehadiran mobil listrik sebagai gaya hidup baru. Dengan desain yang modern, biaya operasional yang lebih murah, dan bebas polusi, kendaraan ini dinilai lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan kota-kota besar yang padat dan penuh tantangan lingkungan.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, mobil listrik diperkirakan akan menjadi arus utama transportasi di Asia dalam satu dekade ke depan. Inilah langkah nyata menuju masa depan mobilitas yang lebih bersih, cerdas, dan berkelanjutan.


Jika Anda ingin versi artikel ini disesuaikan untuk media cetak atau siaran radio, saya siap membantu membuat formatnya.