Penanganan Fisioterapi pada Anak dengan Tuberkulosis Paru
- Jul 15, 2025
- Anwar
- Edukasi, Kesehatan

Memaksimalkan Fungsi Pernapasan dan Mencegah Komplikasi dengan Terapi Fisioterapi yang Terarah
Malang, 15 Juli 2025 — Tuberkulosis (TBC) paru pada anak masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Penyakit ini tidak hanya menyebabkan gangguan pernapasan jangka panjang, tetapi juga berdampak pada tumbuh kembang anak. Selain pengobatan medis, penanganan fisioterapi berperan penting dalam membantu proses penyembuhan, mencegah komplikasi paru, dan mengoptimalkan kapasitas fungsional anak.
Fisioterapi paru pada anak dengan TBC bertujuan meningkatkan efisiensi ventilasi, membersihkan jalan napas dari lendir yang menghambat, dan mempertahankan kapasitas paru yang optimal selama dan setelah masa pengobatan.
Tuberkulosis Paru pada Anak: Lebih dari Sekadar Infeksi
TBC paru disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang jaringan paru. Pada anak-anak, gejala bisa muncul secara perlahan, seperti batuk lebih dari dua minggu, demam ringan, berat badan tidak naik, hingga kelelahan saat beraktivitas. Sering kali, diagnosis terlambat karena gejalanya mirip penyakit infeksi pernapasan lainnya.
Ketika infeksi tidak ditangani secara menyeluruh, bisa terjadi kerusakan paru jangka panjang, seperti atelektasis, efusi pleura, hingga penurunan elastisitas paru. Di sinilah fisioterapi berperan penting dalam mendampingi pengobatan farmakologis.
“Terapi obat memang wajib, tapi tanpa terapi pernapasan yang tepat, paru anak bisa kehilangan fungsinya secara permanen,” jelas dr. Lestari Widyaningsih, Sp.A, dari RSUP Persahabatan.
Peran Fisioterapi dalam Penanganan TBC Paru Anak
Penanganan fisioterapi dilakukan secara individual, tergantung dari stadium penyakit dan kondisi fisik anak. Beberapa intervensi umum meliputi:
-
Latihan pernapasan (seperti napas diafragma dan pursed-lip breathing) untuk memperbaiki pola napas dan meningkatkan kapasitas paru.
-
Teknik ekspansi paru seperti deep breathing exercise untuk mencegah atelektasis dan membantu memperluas alveolus.
-
Postural drainage dan chest percussion untuk membantu pengeluaran lendir yang menumpuk di saluran pernapasan bawah.
-
Mobilisasi dini dan latihan fungsional ringan untuk mencegah deconditioning otot akibat imobilisasi jangka panjang.
-
Edukasi pernapasan dan kebersihan napas bagi anak dan orang tua untuk dilanjutkan di rumah.
Semua tindakan dilakukan dengan pendekatan lembut, menyenangkan, dan disesuaikan dengan usia anak agar tidak menimbulkan ketakutan.
Manfaat Nyata Fisioterapi dalam Proses Penyembuhan
Studi dan pengalaman klinis menunjukkan bahwa anak dengan TBC paru yang mendapat fisioterapi secara teratur mengalami:
-
Lebih cepat pulih dari gejala sesak dan batuk kronis
-
Kapasitas aktivitas fisik yang meningkat
-
Penurunan risiko komplikasi paru jangka panjang
-
Kualitas hidup lebih baik selama masa pengobatan
“Anak saya tidak hanya sembuh dari TB, tapi sekarang sudah aktif main bola lagi. Dulu dia gampang lelah dan sering batuk,” ujar Lina, ibu dari pasien anak usia 7 tahun di Puskesmas Tanah Abang.
Kesimpulan: Fisioterapi sebagai Pilar Pendukung Pemulihan
Penanganan fisioterapi pada anak dengan tuberkulosis paru adalah bagian integral dari pendekatan penyembuhan yang menyeluruh. Bukan hanya mengurangi gejala, tetapi juga membantu menjaga fungsi paru dalam jangka panjang. Dengan dukungan keluarga dan terapi yang konsisten, anak dengan TBC paru dapat kembali menjalani hidup sehat, aktif, dan produktif.