Hyperloop Indonesia: Kajian Awal Transportasi Masa Depan Dimulai

  • Aug 01, 2025
  • Firdaus
  • Informasi

 

Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi mengumumkan dimulainya kajian awal proyek Hyperloop, sebuah sistem transportasi futuristik berkecepatan tinggi yang memanfaatkan kapsul di dalam tabung vakum. Proyek ini menjadi langkah ambisius Indonesia untuk mengejar modernisasi infrastruktur transportasi, sekaligus menjawab kebutuhan konektivitas antar kota yang efisien dan ramah lingkungan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, menyatakan bahwa kajian awal ini dilakukan bekerja sama dengan lembaga riset teknologi nasional, sejumlah universitas, serta mitra internasional dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Kajian difokuskan pada aspek kelayakan teknis, lingkungan, ekonomi, serta regulasi keselamatan.

“Hyperloop bukan hanya mimpi masa depan, tapi bisa menjadi solusi nyata bagi tantangan mobilitas kita. Ini baru langkah awal, dan kita ingin kaji secara menyeluruh sebelum masuk ke tahap desain dan konstruksi,” ujar Budi Karya.

Rute Prioritas dan Manfaat

Dalam kajian awal, rute Jakarta–Bandung dan Surabaya–Malang menjadi kandidat kuat untuk pengembangan awal proyek. Kedua rute ini dipilih karena volume pergerakan manusia dan barang yang sangat tinggi setiap harinya. Dengan teknologi Hyperloop, jarak Jakarta–Bandung yang biasanya ditempuh dalam 3 jam dapat dipangkas menjadi hanya 20–30 menit.

Bagi masyarakat Malang, rencana Surabaya–Malang dianggap sangat potensial. Saat ini, kemacetan sering terjadi di jalur darat dan waktu tempuh bisa mencapai 2–3 jam. Hyperloop diharapkan dapat memangkasnya menjadi kurang dari 15 menit, mendorong efisiensi kerja dan pariwisata antar wilayah.

Selain kecepatan, sistem Hyperloop dinilai ramah lingkungan karena menggunakan energi listrik dan hampir tidak menimbulkan emisi karbon. Ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam pengurangan emisi dan pengembangan transportasi berkelanjutan.

Tantangan dan Keraguan

Meski menjanjikan, banyak pihak menilai bahwa proyek ini akan menghadapi berbagai tantangan besar. Dari sisi teknologi, pembangunan tabung vakum dalam skala besar membutuhkan presisi dan dana yang sangat besar. Selain itu, lahan, perizinan, serta potensi dampak lingkungan menjadi perhatian utama.

Dr. Yuliani Farida, pakar transportasi dari Universitas Brawijaya Malang, menyebut bahwa keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada konsistensi kebijakan dan kerja sama lintas sektor. “Kalau tidak ada roadmap jangka panjang yang serius, dikhawatirkan hanya jadi proyek mercusuar. Tapi kalau dilaksanakan secara bertahap dan transparan, Hyperloop bisa menjadi ikon transportasi nasional,” ujarnya.

Dukungan Masyarakat dan Investasi

Sejumlah pengusaha dan masyarakat menyambut positif kajian ini. Di media sosial, banyak warganet menyampaikan harapan agar Hyperloop benar-benar bisa direalisasikan, terutama di kota-kota dengan kepadatan tinggi seperti Jabodetabek, Surabaya, dan Malang. Dari sisi investasi, pemerintah membuka peluang kerja sama dengan investor dalam dan luar negeri.

Rencananya, hasil kajian awal akan dipublikasikan pada akhir 2025, dan jika dinyatakan layak, pembangunan tahap pertama bisa dimulai pada 2027.

Dengan dimulainya kajian ini, Indonesia mengambil langkah nyata menuju revolusi transportasi masa depan. Masyarakat kini menunggu, apakah Hyperloop akan benar-benar meluncur di tanah air, atau hanya menjadi mimpi besar yang tertinggal dalam dokumen kajian.

Reporter: Dina Rachmawati
Editor: Rangga Putra – Malang Insight Tech