Desa Pondokagung, Permata Hijau dari Lereng Kasembon
- Aug 01, 2025
- Lion Wahyu
- Infrastruktur, Informasi

Desa Pondokagung, Permata Hijau dari Lereng Kasembon
Pondokagung, Kasembon – Terletak di kaki Pegunungan Anjasmoro yang sejuk dan subur, Desa Pondokagung di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, menyimpan potensi besar yang terus berkembang. Tak hanya dikenal dengan panorama alamnya yang asri dan udara segarnya, desa ini juga tumbuh menjadi salah satu pusat pertanian produktif serta mulai merintis sektor pariwisata lokal.
Dengan jumlah penduduk sekitar 3.200 jiwa, Pondokagung terbagi dalam beberapa dusun seperti Dusun Krajan, Dusun Watuagung, dan Dusun Ngrangkah, yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan.
“Mayoritas warga kami masih bertani. Kopi, durian, dan sayuran jadi andalan,” ujar Kepala Desa Pondokagung, Bapak Suyatno, saat ditemui di balai desa. Menurutnya, potensi lahan dan iklim yang mendukung menjadikan wilayahnya sangat cocok untuk berbagai komoditas hortikultura.
Pertanian dan Perkebunan: Tulang Punggung Ekonomi Warga
Komoditas unggulan desa ini adalah kopi robusta, durian lokal, tomat, cabai, dan jagung. Banyak petani telah melakukan diversifikasi tanaman dan menggunakan sistem tumpang sari untuk efisiensi lahan. Tidak sedikit pula yang mulai mencoba metode pertanian organik karena tingginya permintaan pasar terhadap produk sehat dan bebas pestisida.
“Kalau musim durian, jalan desa bisa macet karena orang luar banyak yang datang,” ujar Pak Tamin, petani durian dari Dusun Watuagung. Ia mengaku kini mulai belajar pemasaran digital agar produk kebunnya bisa menjangkau pasar kota hingga luar provinsi.
Wisata Alam dan Edukasi Mulai Dirintis
Dalam beberapa tahun terakhir, potensi wisata alam dan edukasi mulai digali oleh pemuda desa. Dengan panorama perbukitan, sungai jernih, dan kebun durian yang luas, Pondokagung memiliki potensi sebagai destinasi wisata agro dan camping ground.
Beberapa pemuda desa yang tergabung dalam Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) sedang membangun konsep “Kampung Durian dan Kopi”, yang menggabungkan wisata petik buah, belajar menyangrai kopi, hingga susur sungai.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya datang untuk selfie, tapi juga belajar tentang pertanian dan budaya desa,” kata Rizal (27), salah satu anggota Pokdarwis yang aktif mengembangkan ide pariwisata berbasis masyarakat.
Infrastruktur dan Akses Jalan Terus Diperbaiki
Meski berada di daerah perbukitan, akses ke Desa Pondokagung kini semakin baik. Jalan utama sudah diaspal meski masih ada beberapa titik yang perlu perbaikan. Pemerintah desa secara bertahap memperbaiki infrastruktur dengan memanfaatkan dana desa dan gotong royong warga.
“Kami ingin desa ini tidak tertinggal, terutama dalam hal akses transportasi dan layanan publik,” jelas Kepala Desa Suyatno. Ia juga menyebut rencana pengembangan internet desa dan pelatihan digital marketing untuk UMKM lokal.
Potensi SDM dan Kemandirian Desa
Selain kekayaan alam, Pondokagung juga dikenal sebagai desa dengan semangat gotong royong dan kepedulian sosial tinggi. Kelompok ibu PKK aktif mengelola bank sampah dan program dapur sehat keluarga. Pemuda desa juga giat dalam karang taruna dan pelatihan kewirausahaan.
Di bidang pendidikan, desa ini memiliki sekolah dasar dan madrasah. Untuk tingkat SMP dan SMA, siswa biasanya melanjutkan ke Kecamatan Kasembon atau Ngantang. Namun semangat belajar anak-anak desa tetap tinggi.
Harapan Menjadi Desa Mandiri dan Inovatif
Dengan semangat kebersamaan, kekayaan alam, serta SDM yang terus berkembang, Desa Pondokagung menunjukkan potensi besar untuk menjadi desa mandiri, inovatif, dan berdaya saing. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan mitra eksternal menjadi kunci agar mimpi itu dapat tercapai.
“Kami tidak ingin hanya jadi desa penonton. Kami ingin jadi pelaku pembangunan,” tegas Pak Suyatno.