Aksi Tanam Bibit Cabai di Pekarangan, Warga Sitirejo Dorong Kemandirian Pangan

  • Jul 17, 2025
  • Firdaus
  • Pertanian

 


 

Malang, 17 Juli 2025 — Upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan memanfaatkan lahan kosong secara produktif dilakukan oleh warga Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, melalui aksi tanam bibit cabai di pekarangan rumah. Kegiatan ini menjadi bagian dari program “Pekarangan Hijau” yang digalakkan pemerintah desa bekerja sama dengan penyuluh pertanian lokal.

Ratusan bibit cabai dibagikan secara gratis kepada warga sejak awal pekan ini, dengan target menanam di sekitar 200 rumah tangga. Aksi ini diresmikan langsung oleh Kepala Desa Sitirejo, Heri Santoso, pada Senin (15/7) lalu dalam acara simbolis penanaman bibit di halaman Balai Desa.

“Kegiatan ini bertujuan mengajak warga memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga. Cabai dipilih karena mudah ditanam dan bernilai ekonomi tinggi,” jelas Heri.

Bibit cabai yang digunakan adalah varietas lokal jenis rawit dan keriting, yang dikenal tahan cuaca dan produktif. Selain memberikan bibit, pemerintah desa juga menyediakan pelatihan singkat tentang cara menanam dan merawat tanaman cabai secara organik tanpa pestisida berbahaya. Pelatihan diberikan oleh penyuluh pertanian dari Kecamatan Wagir dan melibatkan kelompok tani desa.

Ibu Siti Nurjanah (45), salah satu warga RT 05 yang ikut serta dalam program ini, mengaku antusias. “Biasanya pekarangan cuma ditanami bunga, sekarang saya bisa tanam cabai. Selain hemat, hasil panennya bisa dijual ke tetangga atau untuk masak sendiri,” ujarnya sambil menunjukkan polybag yang sudah berisi tanaman muda.

Program ini juga menjadi bagian dari upaya pengendalian harga cabai yang sering melonjak di pasaran. Dengan menanam sendiri, warga bisa mengurangi ketergantungan pada pasokan pasar dan memperoleh hasil panen langsung di rumah.

Menurut penyuluh pertanian, Bapak Sugeng Riyanto, cabai bisa mulai dipanen dalam waktu 2–3 bulan setelah tanam, tergantung pada perawatan dan kondisi cuaca. “Dengan penyiraman teratur dan pemupukan alami seperti kompos dapur, hasil panennya bisa sangat memuaskan,” jelasnya.

Selain pekarangan rumah, sejumlah fasilitas umum seperti halaman posyandu dan taman RW juga dimanfaatkan untuk menanam bibit cabai secara kolektif. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah edukasi bagi anak-anak dan remaja tentang pentingnya bercocok tanam dan mencintai lingkungan.

Pemerintah Desa Sitirejo berencana memperluas kegiatan ini ke jenis tanaman pangan lain seperti tomat, terong, dan kangkung. Program ini juga akan dievaluasi setiap dua bulan untuk melihat keberhasilan dan tantangan di lapangan.

Aksi tanam cabai di pekarangan bukan hanya berdampak pada aspek pangan dan ekonomi, tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Lahan yang semula kosong kini hijau dan produktif, sementara warga menjadi lebih aktif dan terlibat dalam kegiatan desa.

Dengan langkah sederhana ini, warga Sitirejo membuktikan bahwa kemandirian pangan dapat dimulai dari rumah sendiri — cukup dengan sejengkal tanah dan kemauan untuk menanam.