Warga Dusun Sumbersari Gelar Selamatan di Makam Mbah Latif sebagai Wujud Syukur dan Pelestarian Tradisi
- Jul 13, 2025
- Hafidz Nuriansyah
- SENI BUDAYA

.jpeg)
Dalam suasana penuh kekhusyukan dan kebersamaan, masyarakat Dusun Sumbersari, Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, menggelar Acara Selamatan Dusun pada hari Minggu, 13 Juli 2025. Kegiatan ini diselenggarakan di lokasi yang penuh nilai sejarah dan spiritual, yakni di Makam Mbah Latif, tokoh yang diyakini sebagai sesepuh dan cikal bakal Desa Tulusbesar.
Acara yang berlangsung sejak pagi hari ini dihadiri oleh Kepala Desa Tulusbesar beserta Perangkat Desa, Ketua RT dan RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta seluruh warga Dusun Sumbersari yang datang dengan semangat kekeluargaan dan niat ibadah.
Rangkaian Acara Dimulai dengan Istighosah dan Tahlil
Kegiatan diawali sekitar pukul 19.30 WIB dengan pembacaan istighosah yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Istighosah merupakan permohonan kolektif kepada Allah SWT, sebagai bentuk permintaan perlindungan, keselamatan, dan limpahan berkah bagi seluruh warga dusun. Para peserta larut dalam suasana khusyuk, duduk melingkar di sekitar makam, menyimak lantunan doa-doa yang dibaca dengan penuh harap.
Setelah istighosah, acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil bersama, sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi arwah para leluhur, khususnya Mbah Latif. Tahlil dibacakan secara berjamaah, mengisi suasana dengan nuansa religius yang mendalam. Pembacaan tahlil ini juga menjadi sarana spiritual untuk mempererat hubungan antargenerasi, mengingatkan warga pada jasa-jasa para pendahulu dan pentingnya meneruskan nilai-nilai kebaikan yang telah diwariskan.
Sambutan Kepala Desa: Pelestarian Tradisi sebagai Bentuk Jati Diri
Usai pembacaan doa, Kepala Desa Tulusbesar memberikan sambutan hangat kepada seluruh peserta. Dalam pidatonya, beliau menegaskan pentingnya menjaga tradisi lokal seperti selamatan dusun. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya bentuk rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga serta sarana edukasi moral dan spiritual bagi generasi muda.
"Selamatan dusun bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga pengingat akan pentingnya kebersamaan, kearifan lokal, dan penghormatan terhadap leluhur. Mari kita jaga tradisi ini sebagai bagian dari jati diri masyarakat Desa Tulusbesar," ungkap beliau.
Maidoh Khasanah dan Doa Penutup oleh Ust. Ali Imron
Acara dilanjutkan dengan Maidoh Khasanah, yakni penyampaian tausiyah singkat oleh tokoh agama mengenai pentingnya hidup dalam harmoni, memperkuat keimanan, serta menjaga persatuan di tengah masyarakat. Tausiyah ini memberikan nilai-nilai penguatan spiritual, moral, dan sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dusun.
Sebagai penutup, Ust. Ali Imron memimpin doa bersama, memohon kepada Allah SWT agar seluruh warga diberikan kesehatan, keselamatan, kemudahan rezeki, dan dijauhkan dari segala marabahaya. Doa dipanjatkan dengan penuh kekhusyukan, diiringi harapan dan kebersamaan dari seluruh hadirin.
Tradisi yang Menyatukan dan Menguatkan
Kegiatan selamatan ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai religius, budaya, dan sosial bisa berjalan beriringan, membentuk harmoni di tengah masyarakat. Partisipasi aktif dari seluruh elemen—baik pemerintah desa, tokoh masyarakat, hingga warga biasa—menunjukkan kekuatan gotong royong dan semangat kolektif dalam menjaga tradisi leluhur.
"Semoga kegiatan seperti ini terus terjaga. Bukan hanya untuk kita hari ini, tapi juga untuk anak cucu kita nanti, agar tidak tercerabut dari akar budaya dan spiritual yang telah ditanamkan para leluhur," ujar Bapak Kepala Dusun Sumbersari, Bapak Siswanto
Dengan berakhirnya acara ini, warga Dusun Sumbersari pulang dengan hati tenang dan damai. Doa telah dipanjatkan, tradisi telah dijalankan, dan silaturahmi telah dikuatkan , sebuah warisan yang akan terus hidup sepanjang masa.