Saat Narkoba Mengepung Desa Sukamakmur: Nico dan Relawan Anti Narkoba Dari Lereng Gunung Kendang Menunjukkan Aksi Nyata
- Apr 12, 2025
- Abdilla Mahardika
- EDUKASI DAN LITERASI, SOSIAL KEMASYARAKATAN

Nico, Pemuda Pelopor Perubahan dari Lereng Gunung Kendang
Di balik keindahan alam lereng Gunung Kendang yang berdiri megah di sisi utara Desa Sumber Makmur, tersimpan kisah perjuangan seorang pemuda bernama Nico. Desa Sumber Makmur, yang selama ini dikenal sebagai desa agraris yang damai, belakangan ini dihadapkan pada masalah serius: meningkatnya peredaran narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras. Ancaman ini mengusik ketenangan desa dan mulai merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, terutama generasi mudanya.
Nico, seorang pemuda yang dikenal sebagai pegiat sosial dan tokoh kepemudaan, merasa gelisah. Keresahannya bukan hanya sebagai seorang anak desa, tetapi juga sebagai pemuda yang peduli terhadap masa depan masyarakatnya. Ia menyadari bahwa diam bukanlah pilihan. Namun, jalan yang harus ia tempuh tidak mudah. Ia khawatir membuka diskusi dengan teman dekatnya, karena tidak menutup kemungkinan mereka sudah terjerumus dalam penyalahgunaan. Kepada pemerintah desa pun, ia sempat ragu untuk mengadukan hal ini, takut tak mendapat tanggapan serius.
Namun, dalam kegundahan itu, Nico menemukan keberanian. Ia merumuskan sebuah gagasan: membentuk satuan relawan anti-narkoba yang melibatkan semua elemen desa, mulai dari unsur kepemudaan, pemerintah desa, lembaga masyarakat, hingga tokoh agama. Ide ini ia sampaikan dalam sebuah pertemuan resmi desa. Tak disangka, gagasannya disambut antusias.
Dengan dukungan Kepala Desa Sumber Makmur, Bambang Sukoco, serta kerja sama dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pihak Kepolisian, dan Babinsa desa, satuan relawan ini akhirnya resmi dibentuk. Puluhan orang bergabung, mengikuti pelatihan intensif, dan mulai menjalankan aksinya. Mereka menyasar berbagai kelompok masyarakat, dari remaja, orang tua, hingga komunitas keagamaan, untuk menyampaikan pentingnya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Prada Wignyo, Babinsa desa Sumber Makmur, turut aktif mendampingi tim yang terbagi dalam lima kelompok dan tersebar ke seluruh pelosok desa. Mereka hadir dalam setiap kegiatan masyarakat: di musala, balai desa, pos ronda, hingga acara hajatan. Sosialisasi disampaikan dengan cara yang menyentuh dan membumi, sehingga masyarakat dapat memahami dan menyadari betapa bahayanya dampak narkoba.
Gema dari gerakan ini pun mulai terasa. Para orang tua merasa lega dan mendukung penuh, karena mereka tak ingin anak-anaknya jatuh ke dalam jurang kehancuran. Para ulama dan tokoh masyarakat pun tak tinggal diam—mereka bahkan ikut turun tangan memberikan materi sosialisasi, menambah bobot dan makna pada setiap pertemuan.
Setahun berjalan, hasilnya mulai terlihat nyata. Anak-anak muda yang dulunya nongkrong hingga larut malam kini lebih sibuk dengan kegiatan positif—ikut pengajian, rapat kepemudaan, hingga merintis usaha kecil. Jalan-jalan desa yang dulunya ramai dengan aktivitas mencurigakan saat malam hari, kini tenang dan penuh harapan. Masyarakat mulai kembali merasakan kedamaian. Dan yang paling penting, para orang tua tidak lagi dihantui kekhawatiran saat anak-anak mereka beranjak dewasa.
Apa yang dilakukan Nico membuktikan bahwa satu langkah kecil yang dilandasi kepedulian dan keberanian bisa membawa perubahan besar. Ia tak hanya menyelamatkan masa depan desanya, tetapi juga menanamkan semangat baru bagi generasi muda untuk tidak tinggal diam melihat kerusakan sosial.
Siapkah Anda Menjadi Bagian Dari Relawan Perubahan Ini?