Petani Bunga Grangsil Menembus Pasar Nasional

  • May 07, 2025
  • Wahyu Cahyono
  • UMKM DAN PARIWISATA

GRANGSIL MENEMBUS NASIONAL: DI BALIK SUKSES GUNA FLORA MILIK MAS GUNARDI

Sentra Petani Bunga Grangsil 
Desa Jambangan ,Kec Dampit Kab,Malang Ini Jadi Andalan Proyek Elit dan Wisata Edukasi
Reporter: Wahyu Cahyono
Desa Jambangan, Dampit – Kabupaten Malang

Di sudut timur Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, tersembunyi sebuah permata hijau yang kini tengah bersinar di kancah nasional: Kampung Bunga Grangsil. Saya berkesempatan mengunjungi tempat ini dalam sebuah perjalanan liputan yang membuka mata tentang potensi luar biasa dari desa kecil ini. Setelah berbincang dengan Bapak Rudi Hartono, seorang petani senior di kampung ini, saya melangkah ke sebuah grandhouse yang tampak mencolok dengan aneka ragam tanaman hias—Guna Flora, milik seorang petani muda inspiratif bernama Gunardi, atau yang akrab disapa Mas Gun.

Guna Flora: Ketekunan dan Kreativitas dalam Satu Rumah Bunga

Masuk ke dalam greenhouse Guna Flora, mata langsung dimanjakan oleh susunan tanaman hias yang tertata rapi dan beragam jenisnya. Dari lulaiwan, spatufilum lokal dan variegata, hingga calathea batik serta merah putih. Tidak hanya tanaman indoor, area sekitar greendhouse juga dipenuhi tanaman outdoor seperti aralea, puring, sabang darah, bougenville, anggrek Bandung, hingga pohon pule yang eksotik.

Mas Gun, yang telah menekuni dunia tanaman hias lebih dari satu dekade, menuturkan bahwa keberhasilannya tidak lepas dari kehati-hatian dalam perawatan serta eksperimen media tanam yang tepat. "Kami menerapkan prinsip budidaya berkelanjutan. Setiap tanaman saya rawat seperti anak sendiri," tuturnya sambil memperlihatkan koleksi bunga yang tumbuh sehat dan segar.

Pasar Meluas hingga Proyek Nasional

Keunggulan kualitas tanaman Guna Flora tak hanya membuatnya laris di tingkat lokal. Mas Gun kini rutin menerima permintaan dari supplier di berbagai kota di Jawa dan Bali. Bahkan beberapa waktu lalu, ia dipercaya menyuplai tanaman untuk proyek taman kota di kawasan Mandalika, NTB.

"Selain untuk taman di vila dan resort, saya juga sering diajak teman-teman menangani landscape taman untuk kafe dan resto di sekitar Malang," ujar Mas Gun yang juga mantan biker oldschol. Dengan jejaring yang kian luas, pesanan bahkan mulai berdatangan dari pelaksana proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dari Sentra Budidaya ke Destinasi Wisata

Tak hanya berperan sebagai pusat pembibitan bunga, Grangsil kini menjelma menjadi destinasi wisata edukatif yang ramai dikunjungi saat akhir pekan. Para pengunjung datang tidak hanya untuk membeli tanaman, namun juga menikmati suasana desa yang asri dan bersih. Banyak rumah warga yang kini disulap menjadi showroom tanaman, bahkan beberapa membuka kedai kopi ,seblak,bakso,serta rujakcingur untuk melayani tamu.

"Setiap Minggu ada saja rombongan yang datang. Ada yang belanja bunga, ada yang hanya foto-foto. Tapi semuanya membawa dampak ekonomi buat warga," kata Mas Gun dengan senyum lebar.

Mendorong Ekonomi Kreatif Desa

Kesuksesan Guna Flora menjadi bukti bahwa dengan komitmen, kolaborasi, dan kecintaan terhadap alam, desa pun bisa menjadi pusat ekonomi kreatif berbasis pertanian. Di tengah dinamika pertumbuhan kota, Grangsil hadir sebagai contoh desa mandiri yang mampu berdiri sejajar dengan sentra hortikultura besar lainnya.

Bagi Anda yang tertarik untuk membeli langsung dari petani atau ingin menjalin kerja sama proyek taman, Mas Gunardi bisa dihubungi langsung di nomor +62 857-5577-5742.

Grangsil bukan sekadar kampung bunga. Ia adalah bukti nyata bahwa dari desa, harapan besar bisa tumbuh dan mekar.