Pelayanan Kesehatan Gratis Warnai Tahlil Akbar Se-Desa Jambangan

  • Jul 19, 2025
  • Wahyu Cahyono
  • KESEHATAN MASYARAKAT, SOSIAL KEMASYARAKATAN , KEAGAMAAN

Pelayanan Kesehatan Gratis Warnai Tahlil Akbar Se-Desa Jambangan

Jambangan, Jum’at 18 Juli 2025 – Kegiatan keagamaan di Desa Jambangan kembali menunjukkan peran multifungsi dalam pelayanan masyarakat. Dalam gelaran Tahlil Akbar se-Desa Jambangan yang dilangsungkan pada hari Jumat, 18 Juli 2025, selain nuansa religius yang kental, terselip pula kegiatan sosial berupa pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat. Kegiatan ini menjadi salah satu ciri khas yang melekat pada setiap gelaran besar keagamaan yang melibatkan organisasi perempuan seperti Fatayat NU dan Muslimat NU di desa tersebut.

Keterlibatan sahabat Fatayat dalam kegiatan ini bukan hanya sebagai pelengkap seremonial, namun telah menjadi bagian integral dari pelayanan langsung kepada warga. Dalam setiap kegiatan keagamaan yang diorganisasi secara besar-besaran seperti Tahlil Akbar, mereka menghadirkan pos pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh masyarakat dan jamaah secara cuma-cuma.

Pelayanan kesehatan ini merupakan hasil kolaborasi antara kader Fatayat NU dan Polindes setempat, yang telah berjalan secara konsisten dalam berbagai kegiatan sebelumnya. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas akses layanan kesehatan dasar, terutama bagi masyarakat desa yang membutuhkan pemeriksaan ringan, pengukuran tekanan darah, konsultasi kesehatan umum, serta edukasi hidup sehat dalam skala sederhana namun fungsional.

Pada gelaran kali ini, pelayanan kesehatan dijalankan oleh lima personel Fatayat yang telah memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan pengalaman dalam pelayanan masyarakat. Mereka adalah Sahabat Fina, Sahabat Fariha, Sahabat Anifah, Sahabat Fitri, dan Sahabat Luluk. Kelima kader tersebut menjadi garda depan dalam pelayanan kesehatan di lokasi acara yang terpusat di area pelaksanaan Tahlil Akbar, yang dipadati oleh ratusan jamaah dari seluruh penjuru desa.

Lokasi pelayanan kesehatan ditempatkan secara strategis di sisi selatan jalur utama kegiatan. Posko tersebut menyediakan fasilitas pemeriksaan tensi darah, cek gula darah sederhana, serta layanan pertolongan pertama bagi warga atau jamaah yang merasa kurang sehat selama kegiatan berlangsung. Beberapa warga yang datang sejak pagi terlihat memanfaatkan layanan ini sebelum mengikuti rangkaian tahlil bersama.

Fungsi keberadaan pos kesehatan dalam kegiatan keagamaan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi jamaah yang hadir, keberadaannya juga menjadi upaya preventif terhadap risiko gangguan kesehatan ringan yang mungkin timbul akibat kepadatan aktivitas. Terlebih, kegiatan Tahlil Akbar yang dihelat di ruang terbuka dengan peserta dalam jumlah besar memerlukan kesiapan medis yang layak.

Pemerintah desa melalui perangkatnya mendukung penuh sinergi antara Fatayat NU dan Polindes dalam menyelenggarakan pelayanan sosial seperti ini. Meski bersifat insidental mengikuti jadwal kegiatan keagamaan, namun dampaknya terhadap masyarakat cukup signifikan, terutama dalam membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, bahkan dalam konteks kegiatan spiritual.

Secara umum, penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam kegiatan keagamaan ini menunjukkan sebuah pendekatan holistik dari organisasi keagamaan perempuan di desa Jambangan. Mereka tidak hanya aktif dalam kegiatan ibadah, namun juga tampil sebagai penggerak kegiatan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan warga, terutama di sektor kesehatan dasar yang seringkali luput dari perhatian dalam kegiatan komunitas.

Kegiatan ini juga menandai semakin terjalinnya hubungan antara masyarakat, organisasi sosial keagamaan, dan fasilitas kesehatan desa. Dengan semangat gotong royong dan pemberdayaan kader perempuan, kegiatan semacam ini diharapkan dapat menjadi model yang ditiru oleh desa-desa lain, baik di wilayah Kecamatan Dampit maupun di wilayah Kabupaten Malang secara luas.

Melalui partisipasi aktif dari sahabat Fatayat NU, kegiatan Tahlil Akbar tidak hanya menjadi ruang spiritualitas kolektif, tetapi juga menjadi ruang pelayanan dan solidaritas sosial yang nyata. Kombinasi antara ibadah dan pelayanan kesehatan ini memberi nilai tambah pada setiap pelaksanaan acara keagamaan, serta memperkuat peran perempuan dalam pelayanan publik di tingkat desa.