Bupati Pessel Ajak Warga Jaga Terumbukarang dan Mangrove

  • Aug 03, 2025
  • Kompasnagari.kim.id
  • Informasi Umum

KOMPASNAGARI.KIM.ID-Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni ajak warga Pessel untuk menjaga terumbukarang dan mangrove. Terumbukarang dan mangrove adalah ekosistem yang memberikan dampak langsung pada lingkungan dan ekonomi.

Menurut Hendrajoni terumbukarang merupakan ekosistem utama di lautan yang memberikan manfaat kepada alam dan manusia. "Terumbukarang tempat ikan hidup dan berkembang biak, jika terumbukarang terjaga maka ikan akan melimpah," ungkap Hendrajoni.

Baca Juga : Panasahan Menjadi Satelit Teluk Bayur

Hal yang sama juga berlaku bagi mangrove. Mangrove adalah tanaman pasang surut tempat ikan memijah."Selain itu mangrove memiliki banyak fungsi ekologi," katanya. 

Meski demikian ia tidak menapik di Kabupaten Pesisir Selatan terumbu karang dan mangrove telah mengalami kerusakan. Saat ini diperkirakan kerusakan terumbukarang di perairan Pesisir Selatan sekitar 80 persen. Proses pengrusakan telah terjadi puluhan tahun.

Terhadap kerusakan terumbu arang yang terjadi, Hendrajoni menghimbau masyarakat di daerah ini untuk tidak melakukan hal - hal yang menyebabkan makin parahnya kerusakan terumbu karang tersebut.

Baca Juga : 270 Ribu Warga Pessel Berada di Zona Merah Tsunami

"Sementara pengrusakan telah terjadi sangat lama, dan itu tidak perlu diteruskan lagi. Kerusakan luar biasa, tersebut  diperlukan keseriusan kita semua untuk melestarikan. Jika tidak ekosistem pantai dan laut tidak seimbang berbegai jenis ikan ikut menyusut," ujarnya.

Pegiat lingkungan Darpius Indra menyebutkan terumbukarang adalah penyangga terpenting dalam ekosistem pantai. Ia perlu dijaga dan dilestarikan secara berkelanjutan.

"Berdasarkan data yang kita peroleh, khusus untuk terumbukarang kerusakannya memang telah mencapai angka 80 persen dari total terumbu karang yang ada. Kerusakan tersebar disepanjang perairan Pesisir Selatan," ujarnya.   

Baca Juga : Pemerintah Pessel Petakan Jalur Evakuasi Tsunami      

Angka ini diperoleh berdasarkan hasil penelitian Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta,. Sementara disebutkannya penyebab kerusakan disebabkan tindakan warga atau orang orang yang tidak bertanggung jawab dengan peralatan dan bahan yang dapat merusak kelestariannya.

"Kerusakan rata – rata disebabkan penggunaan bahan peledak dan eksploitasi yang tidak terkendali,” ungkap Edwil lagi. Sementara bagian ekosistem pantai lainnya yang tidak kalah penting untuk dijaga adalah mangrove atau hutan bakau . Hutan bakau juga telah terancam mengalami kerusakan luar biasa. Luas mangrove yang tersisa tidak lebih dari 400 hektar saja, itupun sudah bolong – bolong dan terancam perambahan selanjutnya.

“Kita bisa saksikan di sepanjang pantai Pesisir Selatan yang dulu memiliki mangrove lebat dan merata, sekarang sudah banyak ditebangi untuk kepentingan sesaat,” katanya.(KIM)