TNKS Pantau Satwa dengan CCTV
- Apr 09, 2025
- Kompasnagari.kim.id
- Flora & Fauna

KOMPASNAGARI.KIM.ID-Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) sebar puluhan CCTV dan kamera trap untuk pantau satwa langka dikawasan yang dilindungi. Sebaran kamera pengintai tersebut dipasang hampir merata disetiap kawasan yang diperkirakan hidup satwa langka. Dari beberpa jepretan kamera trap outomatis masih ditemukan sejumlah hewan langka misalnya harimau sumatera.
Kepala SPTN Wilayah III TNKS Kabupaten Pessel, Ahmad Darwis menyebutkan, hasil pemantau terdapat hewan berupa rusa, babi hutan, kambing hutan, beruang madu, monyet, tapir dan harimau (pantera tigris sumatrae). Satwa yang dilindungi itu kini terus terancam habitatnya akibat penebangan hutan dan perburuan.
"Bahkan, pada beberpa kasus, sejumlah hewan yang dilindungi juga ditemukan masuk perangkap dan jerat babi hutan. Pemantauan dan penyelamatan perlu terus dilakukan dengan menjalin kerjasama TNKS dan masyarakat," katanya.
Ia mencontohkan, harimau sumatera yang hidup di TNKS Pessel hingga sampai saat ini kurang lebih 150 ekor. Selain dengan masyarakat, TNKS selalu melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumbar.
"TNKS wilayah III dalam melakukan indetifikasi harimau, telah memasang beberapa camera trap otomatis di titik – titik jalan yang sering dilalui harimau. Namun demikian anggota kami dilapangan, untuk mengindentifikasi keberadaan harimau juga dilakukan dengan jejak harimau," katanya.
Ahmad Darwis mengatakan, jenis satwa, mulai dari rusa, babi hutan, kambing hutan, beruang madu, monyet dan tapir terbatas. Khusus untuk gajah, belum masuk ke TNKS . "Sementara gajah hanya hidup di daerah Kerinci, Jambi, Muaro Bungo, dan Bengkulu," katanya.
Disebutkannya, dalam melakukan sosialisasi perlindungan satwa yang hidup di TNKS Pessel, pihaknya secara terencana memberikan penyuluhan kepada pelajar dan masyarakat. Terutama masyarakat yang mempunyai lahan berdekatan dengan hutan di TNKS.
"Intinya, kepada mereka diimbau untuk tidak merusak hutan dan merusak habitat satwa di wilayah TNKS Pessel. Dengan demikian keberadaan nya tidak tergangu. Jika habitat satwa tergangu, biasanya akan terdi perlawanan, misalnya hewan turun kepemukiman warga untuk mencari makanan dan mengganggu warga," katanya.
Tanaman langka yang hidup di TNKS menurut Ahmad Darwis juga dipantau. Warga Koto Pulai, Kambang Timur, Kecamatan Lengayang beberapa waktu lalu menemukan dua jenis bunga Raflesia di Koto Pulai. Dua jenis bunga raksasa tersebut adalah Raflesia Arnoldi dan Raflesia Knop. Jarak penemuan sekitar dua jam perjalanan dari gerbang TNKS Koto Pulai. Satu koloni besar Raflesia Knop lima belas hari kedepan akan mekar.
Ujang Yus (45), salah satu warga yang menemukan Raflesia Arnoldi saat pertamakali menemukan bunga tersebut merasa takut, soalnya dia tidak mengenal bunga tersebut selama ini. "Sungguh saya terkejut saat pertama kali melihat bunga sebesar itu dan tumbuhnya dalam rimba pula. Saya pikir bunga itu adalah buga siluman, dan saya segera pulang. Keesokan harinya saya kembali kelokasi tersebut, ternyata bunga itu tetap berada ditempat," kata Yus.
Yus segera melaporkan temuannya itu kepada petugas TNKS yang tinggal di Koto Pulai. Setelah dijelaskan petugas sesuai dengan ciri - ciri bunga tersebut barulah Yus memahami bunga tersebut bernama Raflesia Arnoldi.
Selanjutnya Aprisal (38), petugas PAM Swakarsa TNKS yang bermukim di Koto Pulai Selasa menyebutkan, selain Raflesia Arnoldi yang ditemukan Yus, kini juga terdapat Raflesia Knop disekitar Kampung Sawah. Kedua jenis Raflesia itu dalam pemantauan TNKS. Namun khusus Raflesia Knop ditemukan dalam jumlah lebih banyak, bunga jenis ini tampak hidup berkoloni
"Kami sudah menandai titik koordinat tempat Ralesia Knop tumbuh. Dalam satu koloni terdapat lima hingga sepuluh bunga. Jadi bila diperlukan bunga itu mudah kami temukan," ungkapnya.
Disebutkannya, terdapat satu kelompok besar Ralesia Knop yang siap untuk mekar. Ukurannya rata - rata sebesar kelapa. "Memang upaya untuk mengetahui perkembangan Raflesia telah berlangsung sejak lama. Bahkan agar bunga tersebut tidak terganggu dan tetap lestari TNKS Pessel berupaya untuk mensosialisasikan bunga langka tersebut ke masyarakat yang bermukim di pinggir TNKS. Sosialisasi dapat dilakukan dengan penjelasan langsung maupun dengan selebaran," katanya.
Dikatakannya, belum banyak warga yang mengetahui tentang bunga Raflesia. Sebagian kecil ada yang mengetahui melalui media televisi, namun tidak tahu dengan bentuk asli yabg tumbuh di alam liar.(har)