Sungai Bungin Pesisir Selatan Miliki Potensi Besar untuk Budidaya Lobster dan Kerapu
- May 06, 2025
- Kompasnagari.kim.id
- Flora & Fauna

KOMPASNAGARI.KIM.ID-Sungai Bungin di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan budidaya perikanan, khususnya komoditas bernilai tinggi seperti lobster dan kerapu. Kondisi perairan yang ideal menjadikan wilayah ini sangat menjanjikan untuk kegiatan budidaya laut.
Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, mengapresiasi keberhasilan kelompok nelayan setempat dalam membudidayakan lobster melalui sistem keramba apung. Ia menyebut pencapaian ini sebagai bukti nyata bahwa potensi daerah dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami melihat bukti nyata dari keramba-keramba apung yang telah dikelola kelompok nelayan dengan pendampingan dari Dinas Perikanan. Ini capaian yang patut diapresiasi,” ujar Hendrajoni saat kunjungan kerja ke Sungai Bungin, Selasa (6/5/2025).
Data dari kelompok nelayan menunjukkan sekitar 1.700 ekor lobster berhasil dibudidayakan dengan bobot rata-rata mencapai 2,5 ons per ekor. Keberhasilan ini dinilai sebagai indikasi efektifnya teknik budidaya yang diterapkan.
Hendrajoni mendorong agar pengembangan budidaya ini terus ditingkatkan agar memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. Ia juga mengajak pemerintah provinsi dan pusat untuk memberikan dukungan lebih besar.
“Ini bisa menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi nelayan, sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor perikanan,” katanya.
Ia juga menyoroti ketersediaan bibit lobster lokal yang melimpah dan berkualitas, sehingga kebutuhan pembibitan dapat dipenuhi tanpa ketergantungan dari luar daerah.
“Bibit kita banyak dan kualitasnya bagus. Kita tidak perlu mencari dari luar, cukup dari wilayah Pessel,” ucapnya.
Kepala Dinas Perikanan Pesisir Selatan, Firdaus, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pengembangan budidaya perikanan. Menurutnya, dinas terus memberikan pendampingan teknis, pelatihan, serta akses permodalan kepada kelompok nelayan.
“Kami memastikan pendampingan berkelanjutan dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bibit, manajemen keramba, hingga pemasaran hasil panen. Ini penting agar budidaya berjalan berkelanjutan dan maksimal,” kata Firdaus.
Ia juga menyampaikan bahwa Dinas Perikanan tengah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan dan pelaku industri, guna memperluas akses pasar hasil budidaya.
“Kami ingin memastikan produk budidaya nelayan tidak hanya terserap pasar lokal, tetapi juga dapat menembus pasar ekspor,” tuturnya.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, memberikan apresiasi terhadap inisiatif budidaya lobster dan kerapu oleh nelayan Sungai Bungin.
“Ini contoh konkret bagaimana potensi kelautan lokal bisa dimanfaatkan secara maksimal. Komoditas lobster dan kerapu memiliki nilai pasar tinggi, baik nasional maupun ekspor,” ujarnya.
Ia berharap kesuksesan Sungai Bungin menjadi percontohan bagi daerah lain di Sumatera Barat dan mendorong dinas terkait untuk terus memberikan dukungan dari sisi pelatihan, permodalan, hingga pemasaran.
Dengan potensi yang besar, Sungai Bungin dinilai memiliki peluang untuk menjadi sentra budidaya perikanan di Pesisir Selatan. Selain meningkatkan pendapatan nelayan, pengembangan ini juga berpotensi menarik minat investor dalam sektor perikanan berkelanjutan.(KIM)