Penyu Langka Kembali Mendarat di Amping Parak

  • Mar 16, 2025
  • Kompasnagari.kim.id
  • Paket Wisata, Atraksi Wisata, Flora & Fauna

KOMPASNAGARI.KIM.ID-Beberapa jenis penyu langka diketahui mulai kembali mendarat di Pantai Penyu Ampiangparak, terutama semenjak kawasan itu dijadikan kawasan konservasi penyu mandiri. Berdasarkan data survei harian Laskar Turtle Camp (LTC) di Ampiangparak, penyu langka yang mendarat untuk bertelur tersebut adalah jenis lekang, sisik dan penyu hijau.

Sekretaris LTC Ampiangparak Rino Viki Senin (19/3) mengatakan, beberapa malam ini terpantau beberpa indukan penyu lekang mendarat saat LTC melakukansurvei dan pencatatan penyu."Kami menyaksikan penyu-penyu langka itu telah kembali bertelur di Ampiangparak," katanya.
 
Rino mengatakan, mendaratnya berbagai jenis penyu di Ampiangparak disebabkan gencarnya kampanye perlindungan penyu di kawasan tersebut oleh penggerak konservasi penyu Laskar Turtle Camp di Ampiangparak."Kegiatan pencarian telur penyu telah turun drastis, sehingga penyu nyaman untuk mendarat," katanya.
 
Menurut Rino ada enam jenis penyu diambang punah di Indonesia. Enam jenis penyu yang diambang punah tersebut adalah, penyu hijau, penyu sisik, penyu tempayan, penyu belimbing, penyu ridel dan penyu pipih. Hampir seluruh jenis penyu itu sebetulnya terdapat di Pesisir Selatan.
 
"Penyu merupakan jenis ikan yang dilindungi berdasarkan ketentuan hukum nasional dan internasional. Enam jenis penyu kini terancam punah akibat aktivitas manusia. Pemerintah melalui petugas perikanan dan pemberdayaan kelompok masyarakat terus berupaya mensosialisasikan penyelamatan penyu salah satu yang berhasil adalah Laskar Turtle Camp," katanya.
 
Disebutkannya peraturan tentang perlindungan hewan langka ini tertuang dalam UU No 5 tahun 1990 tentang kobservasi SD hayati dan ekosistemnya. UU No 31 tahun 2004 tentang perikanan, PP No 60 tahun 2007 tentang konservasi sumber daya ikan. "Pemerintah tindak tegas pelaku yang memanfaatkan dan perdagangan penyu, telur, bagian tubuh atau produk turunannya," katanya.
 
Selanjutnya menurut Rino, Pessel punya penangkaran penyu di Pulau Kerabak Ketek dan beberapa pulau lainnya dan telah mulai membuahkan hasil. Selain itu, dengan adanya penangkaran penyu, kesadaran warga untuk melestarikan hewan dilindungi itu mulai meningkat.

Iai menyebutkan, saat ini pulau pulau yang telah dijadikan penangkaran telah kembali banyak di datangi penyu."Pantauan kami, dipulau atau kawasan yang dijadikan penagkaran, rata rata penyu yang mendarat sudah mencapai sepuluh ekor setiap malam saat musim peneluran," katanya.

Kondisi ini jauh berbeda dengan sebelum adanya kawasan penangkaran penyu puluh tahun lalu. Maka dengan adanya kawasan penangkaran penyu, banyak tukik yang dilestarikan tumbuh menjadi peyu dewasa.


Populasi penyu di Pesisir Selatan terus mengalami penurunan dan terancam punah sebelum adannya konservasi. Diduga penyebab utama terancamnya populasi penyu  adalah rusaknya ekosistem perairan di sepanjang Pesisir Selatan. Selain itu juga disebabkan belum munculnya kesadaran masyarakat untuk membiarkan penyu berkembang biak secara alami dengan membiarkan ia bertelur dan menetas di pantai.”Kita sangat khawatir jika tidak cepat diatasi, kepunahan justeru dalam waktu dekat jadi kenyataan, gambaran kepunahan itu semakin nyata ketika semakin langkanya hewan ini di Pesisir Selatan,” katanya.(har)