Pembibitan Mangrove Ceriops spp

  • Mar 21, 2025
  • Kompasnagari.kim.id
  • Flora & Fauna

Laporan : Yendi Imam Bandaro Kampai

Membibitkan mangrove susah-susah mudah. Dengan ketelatenan dan kesabaran, jika berhasil tumbuh, maka kita akan memberikan hak hidup dan turut menyelamatkan ekosistem mangrove dari kepunahannya di masa depan.

Berikut ini adalah petunjuk praktis pembibitan mangrove. Beberapa keterangan dalam artikel ini, diambil juga dari buku Manual Silvikultur Mangrove yang ditulis oleh Taniguchi, dkk (1999) dan wawancara kami dengan Bapak Haridman , Pegiat Mangrove Ampung Parak.

Secara umum, penanaman mangrove dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara menanam langsung buah mangrove (propagul) ke areal penanaman dan melalui persemaian bibit. Penanaman secara langsung tingkat kelulushidupnya rendah (sekitar 20-30 %). Hal ini karena pengaruh arus laut pada saat pasang dan pengaruh predator. Sedangkan dengan cara persemaian dan pembibitan, tingkat kelulushidupnya relatif tinggi (sekitar 60-80%).

Berikut ini dijelaskan mengenai bagaimana tata cara pembibitan jenis mangrove  Ceriops spp
Ciri kematangan buah adalah kotiledon berwarna kuning dengan panjang kotiledon 1 cm atau lebih dan hipokotil berwarna hijau kecoklatan. Buah yang terkumpul dicuci bersih dan buahnya dilepas. Kemudian, dipilih benih yang panjang hipokotil-nya 20 cm atau lebih.

Penyiapan media untuk Ceriops spp sama dengan penyiapan media semai Rhizophora spp. Buah dipilih dari pohon yang berumur antara 5-10 tahun. Buah dipilih yang sudah matang dicirikan oleh hampir lepasnya batang buah dari bonggolnya dan warna hipokotil merah kecoklatan atau hijau kemerahan.

Buah yang terkumpul tidak perlu dicuci dengan air, tapi cukup dibersihkan dengan lap dan dipilih buah yang segar, sehat, bebas hama dan penyakit, belum berakar dan panjang hipokotil-nya 10-20 cm.

Bruguiera juga bisa dibibitkan dengan perlakuan khusus, yaitu dengan tidak mencabut kelopaknya yang berwarna merah.

Kelopak buah jangan dicabut atau dilepaskan dengan paksa karena dapat merusak buah. Media yang digunakan untuk pembibitan sama dengan Rhizophora spp. Semua pekerjaan selalu dilakukan di bawah naungan (tidak mendapat sinar matahari secara langsung), supaya buah tidak kering.

Sebelum penyemaian, polibek dibiarkan tergenang oleh pasang. Penyemaian dilakukan pada awal pasang purnama, dimana penggenangannya dapat mencapai hipokotil benih.