Hendrajoni Kembalikan Painan ke "PAling INdah Aman dan Nyaman"
- Mar 23, 2025
- Kompasnagari.kim.id
- Informasi Umum, Atraksi Wisata

Catatan : Edy Sepriadi Jambak
Painan adalah sebuah nagari adat yang memiliki wilayah teritorial berupa dataran sempit. Ke barat berbatas laut, utara berbatas Salido, ke timur TNKS dan Selatan Batang Kapas. Dataran itu nyaris 80 persen terkungkung bukit diantaranya Bukit Langkisau, Bukit Baling Baling dan lain-lain.
Menurut cerita yang berkembang, wilayah yang sempit menyebabkan pertanian, peternakan dan perkebunan tidak bisa berkembang dengan baik. Teluknya yang indah belum bisa tergarap maksimal. Dengan segala keterbatasan nagari itu, kehidupan ekonomi warga memang serba tanggung dan sulit. Warga dari nagari lain yang merantau ke sana juga merasakan sulitnya penghidupan. Lalu kemudian ada sebutan lama yang sering terdengar bahwa Painan itu adalah akronim dari "Paik Nian".
Setelah Pesisir Selatab berpisah dari Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci, maka nagari mungil ini bermetamorfosa menjadi Ibu Kabupaten Pesisir Selatan. Tentu saja selain letaknya yang strategis, alasan dipilihnya Painan sebagai Ibu Kota Kabupaten salah satunya agar kawasan itu berkembang lebih baik. Di masa-masa awal Painan menjadi pusat kabupaten, kesulitan masih dirasakan warga.
Lalu lewat perjalanan panjang, pembangunan oleh pemerintah dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas masyarakat kemudian telah membuka peluang untuk berkembangnya sektor-sektor yang selama ini belum tergarap. Pada era kepemimpinan Bupati Darizal Basir sejumlah potensi mulai diusahakan untuk berkembang, salah satunya sektor pariwisata.
Wajah Kota Painan kemudian dipercantik, akses ke kawasan wisata Carocok dibuka lebar. Tahun 2002 dimulai pula sebuah ajang alek Pasisie yang diberi nama Festival Langkisau. Setiap tahun kegiatan ini diselenggarakan dan dievaluasi dengan satu tujuan wisata daerah ini dikenal dan dikunjungi orang.
Tahun 2015 Festival Langkisau (FL) memasuki umur ke XIII. Ada kejutan besar pada festival ketika itu. Angka kunjungan ke objek wisata Carocok di luar dugaan. Tiket masuk ke objek wisata tersohor tersebut setiap hari rata-rata terjual hingga 17.000 lembar, hal itu terjadi semenjak pembukaan FL XIII tanggal 15 April hingga penutupan 21 April 2015.
Festival telah memberikan dampak langsung terhadap pendapatan daerah melalui penjualan tiket masuk ke Pantai Carocok. Festival menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Pessel dan kemudian datang ke objek wisata. Hari Sabtu (18/4) hingga Selasa (21/4) dimasa festival itu penjualan justeru berada pada 16.000 sampai 20.000 lembar. Puncak kunjungan menang terjadi hari Minggu (19/4) yang mendekati angka 20.000 lembar.
Dibandingkan dengan FL XII lalu rata-rata kunjungan hanya sekitar 8.000, sementara kini naik hampir 100 persen. Diperkirakannya, tahun 2015 PAD sektor pariwisata bisa di atas Rp25 miliar, perkiraan itu diambil berdasarkan sejumlah agenda dan momen besar yang dihadapi Pessel.
Ini sebuah bukti akronim Painan adalah Paik Nian telah berubah menjadi PAling INdah, Aman dan Nyaman. Pessel kini sudah menjadi tujuan wisata bagi masyarakat Sumbar dan provinsi lain.
Meski demikian, Pemkab Pessel tidak berhenti sampai disitu saja. Untuk pengembangan wisata Periode Kepemimpinan Hendrajoni 2015-2020, Pemkab Pessel menyelesaikan pembangunan Pantai Carocok. Reklamasi yang sebelumnya selain bertujuan untuk mempercantik objek wisata Carocok juga untuk menjawab permasalahan parkir yang kurang memadai selama ini.
Daya tampung parkir kendaraan yang ada sebelumnya hanya sekitar ratusan kendaraan saja kemudian setelah dibangun mampu menampung ribuan kendaraan. Proyek reklamasi telah dimulai semenjak tahun 2012 lalu saat diadakannya Expo Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dan disatukan dengan kegiatan Festival Langkisau. Dana reklamasi berasal dari pemerintah pusat dan APBD Pessel. Lahan itu kini telah dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dan pertunjukan besar selain untuk arena parkir.
Kemudian periode kepemimpinan Hendrajoni prasaran Kota Painan dan Pantai Carocok terus ditingkatkan, mulai dari perluasan lahan parkir, penataan Taman Carocok, brand mark Carocok, Masjid Terapung dan lain - lain. Berbagai acara besarpun diadakan di sana.
Periode 2020-2025, memang terjadi penurunan kualitas pariwisata di Painan. Bahkan tidak ada event sama sekali, termasuk Festival Langkisau. Bupati Hendrajoni tidak menyalahkan siapa-siapa, namun tersirat semangat besar beliau untuk bergerak cepat membenahi fasilitas-fasilitas yang hilang "rona" itu agar Painan kembali menjadi "PAling INdah Aman dan Nyaman".
Banyak hal yang jadi catatan Bupati Hendrajoni. Diantaranya, soal bangunan yang tidak dirawat. Lampu dan landmark batas yang dibiarkan padam, serta parkir yang sarampangan. “Saya perintahkan kepada Kadis Pariwisata agar ini sebelum lebaran dibenahi, juga Kadis Perhubungan dan Kadis PUPR, sebelum lebaran harus ada kemajuan,” tegas Hendrajoni.
Bupati Hendrajoni ingin bergerak cepat untuk program 100 hari pemerintahnya di bidang pariwisata harus dilaksanakan dengan baik. "Rakyat menunggu apa yang harus dilakukan," ujarnya.
Tambahan informasi, batas kabupaten yang sekaligus rest area dibangun saat masa pemerintahan Hendrajoni-Rusma Yul Anwar periode 2016-2021. Lalu pada periode berikutnya, kondisi batas tersebut seolah-olah tidak diperhatikan. Keadaan tersebut menyebabkan lampu yang membungkus gerbang batas padam. Landmark Selamat Datang di Pesisir Selatan juga tak terlupakan.
Paska dilantik Kembali untuk Mengabdi pada periode kedua, Pasangan Hendrajoni dengan Risnaldi kembali menyambut ketertinggalan. Sejumlah bangunan rancak yang dibangun pada masa pertama kembali dibenahi. Pantai Carocok disidak dan akan segera dibenahi. Beberapa bangunan ikonik seperti Painan Convention Center (PCC), Pentas Utama Carocok, Batas Kota, sejumlah tugu sudah dalam buku perencanaan untuk segera dilaksanakan.
Untuk meningkatkan kualitas fasilitas pariwisata, maka diawal pemerintahan Hendrajoni-Risnaldi 2025-2030 berupaya mengembalikan akronim Painan Paling Indah, Aman, dan Nyaman.