Dua Plasma Nutfah Pessel Tercatat di Kementan RI
- Jun 06, 2025
- Kompasnagari.kim.id
- Flora & Fauna

KOMPASNAGARI.KIM.ID-Pesisir Selatan memiliki dua plsama nutfah yang telah diakui nasional dan PBB. Dua plasmanutfah tersebut adalah sapi Pasisie dan itik Bayang. Kementrian Pertanian RI mencatat keduanya memiliki kehususan dan keunikan sebagai hewan asli Pesisir Selatan.
Sekda Pessel Mawardi Roska menyebutkan, pengusulan dua plasma nutfah Pessel tersebut untuk diakui sebagai hewan khas suatu daerah telah dilakukan pemerintah beberapa tahun lalu."Bahkan hal ini juga telah sambai ke PBB.Oleh karena itu masyarakat Pessel patut bersyukur dan menjaga hewan dimaksud dengan baik,"katanya mengingatkan saat peresmian Pasar Ternak Lengayang pekan lalu.
Disebutkannya, Pesisir Selatan melalui dinas terkait perlu melakukan tindakan penangkaran untuk menyelamatkan spesies dimaksud dari kepunahan. Dan upaya pelestarian dua plasma nutfah itu seharusnya telah berlangsung semenjak sekarang.
"Kedua jenis plasma nutfah itu memiliki kelebihan. Misalny itik bayang, selain produksi telurnya tinggi setiap tahun hewan ini juga sangat mudah membiak dan menyesuaikan diri dengan habitat baru. Itik bayang juga memilikikeunggulan lain yakni mudah dipelihara dan tidakrewel tehadap kan," katanya.
Selanjutnya sapi pasisie juga memiliki keunggulan meskipun ukuran tubuhnya relatif kecil dibandingkan dengan jenis sapi lokal lainnya misalnya sapi bali. Kelbihan atau keunggulan sapi pasisie adalah struktur dagingnya yang lembut sehingga banyak disukai orang. Begitu pula dengan pembiakan, sapi ini relatif memiliki kemampuan beranak yang lebih banyak dalam waktu yang pendek dibanding sapi jenis lain.
Sapi pasisie dengan ukurannya yang kecil itu ternyata juga banyak digemari konsumen untukkebutuhan kurban. Pada musim kurban, sapipasisie menjadi sangat laris dipasaran.Bahkan berdasarkan catatan Dinas Peternakan Sumbar, Pessel menjadi pemasok sapi kurban terbesar diprovinsi ini.
Masyarakat di Pessel sering menyebut sapi lokal pesisir dengan nama jawi atuih, yang artinya sapi kebanyakan. Ia merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang hanya hidup dikawasan pesisir Sumatera Barat. Ia merupakan sapi terkecil no dua di dunia setelah sapi dexter. Populasinya sebanyak 20% dari 425.338 ekor sapi pedaging Sumatera Barat pada tahun 1999. Umumnya dipelihara ekstensif dan sumber daging bagi masyarakat di kota Padang. Sapi yang dipotong di Padang 75% -nya adalah sapi pesisir .
Sementara karakteristik sapipesisir adalah jantan dewasa umur 4-6 tahun memiliki bobot badan 186 Kg dengan tinggi 99 cm. Sapi muda umur 1,5-2,5 tahun hanya bertumbuh 20 gr/ekor/hari. Induk muda umur 3-4 tahun bertumbuh sebesar 140-225 gr/ekor/ hari. Warna bulu pola tunggal terdiri atas lima warna utama, yaitu merah bata (34,35%), kuning (25,51%), coklat (19,96%), hitam (10,91%) dan putih (9,26%). Warna merah bata dominan, dan derajat heterozigositasnya tinggi. Tanduk pendek dan mengarah keluar seperti tanduk kambing. Jantan memiliki kepala pendek, leher pendek dan besar, belakang leher lebar, ponok besar, kemudi pendek dan membulat. Betina memiliki kepala agak panjang dan tipis, kemudi miring, pendek dan tipis, tanduk kecil dan mengarah keluar. Umur bunting pertama 30 bulan.Umur beranak pertama 40 bulan.
Keunngulannya adalah persentase karkas tinggi (50,5%). Tingkat kesuburan tinggi, daya tahan hidup tinggi, mampu mengkonsumsi serat kasar tinggi, mampu bertahan hidup dengan nutrisi kurang, beradaptasi dengan lingkungan tropis. Tahan terhadap penyakit tropis.Temperamen jinak sehingga lebih mudah dikendalikan dalam pemeliharaan.(har)