Burung Balam (Tekukur) Ekowisata Mangrove Amping Parak

  • Mar 29, 2025
  • Kompasnagari.kim.id
  • Informasi Umum, Flora & Fauna

Selain burung bubut, maka di Kawasan Ekowisata Mangrove juga banyak terdapat burung tekukur atau dalam bahasa lokal burung balam. Burung tekukur ini hidup berkelompok dalam jumlah banyak. Untuk dapat mengamati burung tekukur dalam jumlah banyak dapat disaksikan malam hari. Burung ini disaat malam hari hinggap secara berkelompok di pepohonan cemara laut.

Untuk paket pengamatan burung, pengelola menyiapkan sejumlah fasilitas misalnya tenda, senter, teropong dan lain - lain. Kemudian bagi yang ingin menginap, di desa wisata juga tersedia beberapa homestay.

Tekukur Biasa  ( bahasa Inggrisburung merpati tutulSpilopelia chinensis ) adalah sejenis  burung merpati  kecil yang mempunyai  paruh , berekor agak panjang, berdarah panas, dan bereproduksi dengan cara bertelur.

Tubuh berukuran sedang (30 cm). Warnanya cokelat kemerah-jambuan. Ekor burung ini tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibandingkan tubuh. Ada bercak-bercak hitam putih khas di leher. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Hidup dekat dengan manusia. Mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di tempat terbuka. Bila gangguan terbang rendah di permukaan tanah, dengan kepakan sayap pelan.

Burung tekukur memiliki banyak penggemar, bahkan di Desa Wisata Amping Parak terdapat komunitas burung tekukur yang kelembagaannya aktif dan memperoleh legalitas dari pemerintah setempat. Komunitas burung tekukur ini juga bisa sebagai mitra Pengelola Desa Wisata untuk memandu aktivitas mengamati burung tersebut.

Spesies ini mulanya termasuk dalam genus  Streptopelia  terapi dalam studi pada tahun 2001 berdasarkan urutan molekul dan juga vokalisasi menunjukkan bahwa spesies ini bersama dengan  Streptopelia senegalensis  yang mencolok dari taksa yang tersisa yang menyebabkan tekukur biasa masuk pada genus  Streptopelia . [3]  Alasan inilah yang membuat peneliti membagi mereka pada genus yang terpisah.  Carl Sundevall  membuat genus  Stigmatopelia  dengan jenis  senegalensis , sementara itu ia juga membuat genus  Spilopelia  (untuk  chinensissuratensis  dan  tigrina , dan memperlakukannya sebagai  spesies  yang terpisah) pada halaman yang sama di bukunya tahun  18 27.