Bupati Hendrajoni Dihadiahi Deta Khas Amping Parak

  • Jul 15, 2025
  • Kompasnagari.kim.id
  • Informasi Umum

KOMPASNAGARI.KIM.ID-Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni menerima deta khas Amping Parak saat kunjungan ke Desa Wisata Amping Parak pada Minggu (13/7/2025). Deta Amping Parak adalah deta khas pandeka silat lamo yang biasanya dipakai oleh para pelestari tradisi silat lamo di Amping Parak.

Deta untuk Bupati Hendrajoni tersebut dipasangkan langsung oleh Wali Nagari Amping Parak Iwal didamping Ketua Pengelola Desa Wisata Amping Parak Haridman.

Baca Juga : Pimpinan Bank Nagari Painan ke Hendrajoni : Siap Lanjutkan Pembangunan Sarana Desa Wisata Amping Parak

Haridman menyebutkan, pemasangan deta merupakan salah satu bentuk penghormatan warga Amping Parak dalam menerima tamu. "Deta yang dipasngkan kepada bapak bupati adalah deta siap pakai namun tidak meninggalkan identitas khas Amping Parak," katanya.

Menurutnya, deta bukan sekedar hiasan belaka namun memiliki makna bagi laki-laki Minangkabau.

Selanjutnya Ketua Sanggar Seni Tradisional Lembak Tuah Nofrizon Wendra, deta khas pesilat Amping Parak masuk menjadi bagian dari penyambutan tamu ke Amping Parak. "Tujuannya agar deta silek Amping Parak bisa dikenal orang termasuk anak muda Amping Parak," katanya.

Baca Juga : Hendrajoni : Masjid Terapung Bakal Jadi Dua

Menurut Nofrizon, deta Amping Parak memiliki bentuk yang khas. Pemasangan deta Amping Parak bisa manual dengan dua lilitan di kepala dan tiga lipatan di depan. Kemudian di bagian atas menyerupai telinga harimau dan bentuk bagian depan dan belakang tampak datar.

"Idealnya deta Amping Parak kain segi empat berwarna gelap, namun sekarang untuk mendapatkan warna tersebut sekarang sudah sulit, namun kita dapat menggantinya dengan bahan deta lain. Tapi yang penting bentuk saat dipasang di kepala tetap mengikuti desain deta Amping Parak," katanya.

Baca Juga : Hendrajoni Bantu Finishing Pentas Seni Desa Wisata Amping Parak

Nofrizon menjelaskan, deta sebetulnya memiliki banyak fungsi misalnya untuk tutup kepala, fashion dan ada yang lebih penting dari itu yakni deta berfungsi sebagai senjata. "Pada situasi mendesak deta akan digunakan untuk senjata oleh para pesialat," ungkapnya.

Pengenalan deta khas Amping Parak itu dihadapan peserta studi lapangan sebanyak 65 orang mahasiswa dari Program Studi Pariwisata Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan satu orang dosen pembimbing.(Arifno Marza)